~Mita Denanti
"Belum juga centang biru. Padahal ini sudah jamnya istirahatkan?" Aku bertanya pada diri sendiri.
Pesan whatsapp yang aku kirim sejak pagi tadi belum sempat dibaca Felix. Biasanya paling lambat hanya sejaman. Tetapi sudah tiga hari ini Felix sangat lama membalas pesanku. Bahkan selalu di balas ketika maghrib akan tiba. Sesibuk itukah kamu sekarang Fel?
"Mita.... tolong bantu mamak jagain warung dulu bentar ya. Mamak mau arisan dulu di rumah Bi Aina."
"Iyaa Mak..." Aku segara bangkit dari kasur dan duduk di dalam warung. Aku masih saja betah menunggu kabar dari Felix. Aku merindukannya.
"Felix, aku mohon jangan dimulai sekarang. Jika aku sudah tidak mencintaimu lagi, kau boleh melakukan ini." Batinku mulai meminta.
******
Rambut ku sisir dengan sangat rapi dan aku harus memastikan rambut dan tubuhku berbau harum. Sempurna,, wajahku juga sudah sangat cerah dan gembira. Malam sabtu, adalah malamnya aku dan Felix. Karena biasanya sabtu sore Felix harus pulang ke Desa Tanjungpriuk, rumah orangtuanya berada. Sehingga malam minggu diganti dengan malam sabtu. Felix, kau memang candu bagiku.
Mamak dan Bapak menjadi heran melihat ku buru-buru membuka pintu. Padahal motor Felix baru saja sampai dan belum sempat dimatikan.
"Hai Mita..." Ucap Felix
Seperti biasa, lee min ho ku selalu manis. Kali ini ia mengenakan setelan kaos abu-abu dan berjeans. "Hai juga Felix sayang". Aku mengajak Felix duduk di teras.
"Maaf ya Ta, beberapa hari kemarin aku selalu balas whatsapp kamu di sore hari. Dan malamnya aku udah jarang telfon kamu. Karena pabrik sedang produksi lebih banyak dari biasanya dan aku sering lembur. Pulang lembur, habis bersih-bersih aku suka ketiduran karena kecapekan." Felix menjelaskan sebelum aku bertanya dan berpura-berpura ngambek. Felix sepertinya sudah sangat paham dengan ku.
"Hemm iya deh gak apa-apa." Jawabku. "Oh iya, aku hampir lupa. Karena terlalu rindu kamu, aku jadi lupa buatin kopi buat kamu. Tunggu sebentar ya sayang". Sebelum sempat aku berdiri, Felix menarik tanganku. Aku melihat Felix, sepertinya ada sesuatu yang ingin ia bicarakan.
"Duduk lah saja disini Ta, aku sedang tidak ingin minum kopi. Karena aku juga tidak bisa berlama-lama malam ini. Aku ingin membahas sesuatu."
Aku hanya bisa menatap Felix dengan penuh tanda tanya. Aku semakin deg-degan untuk mendengar apa yang akan ia katakan.