~Felix Lim
"Ternyata dia disitu." Aku menemukan Bian yang sedang duduk di belakang gudang logistik. Aku pun langsung berjalan mengarahnya.
"Ngapain disini?" Aku bertanya kepada Bian. Sepertinya Bian sedang sedih. "Aku nyariin dari tadi. Biasanya jam istirahat kau standbye di kantin ngabisin jualan Bibi Laila." Aku mencoba menggodanya. Dan ikut duduk disebelah Bian.
"Fel, cowok ngeliat cewek itu dari apanya sih?"
"Kenapa nanyain gitu?"
"Aku cantik gak sih Fel?" Pertanyaan Bian makin menjadi. Kayaknya Bian lagi insecure.
"Enggak. Enggak ada cantik-cantiknya kamu tuh." Aku mencoba mengejeknya. Bian memang gak cantik, tapi dia manis.
"Menurut kau, aku pinter ga?"
"Pinter sih.. "
"Kok pake sih?" Bian agak bete.
"Iya pinter...tapi kau gak pinter memahami perasaanku.. hahaha."
Bian sontak menjambak rambutku yang mulai memanjang.
"Jangan pernah memotong rambutmu, supaya aku bisa mudah menjambak-jambak rambut kau. Dan aku tidak butuh rayuan." Bian sudah sangat kesal namun aku sangat kesakitan.
"Iya deh ampun. Emangnya ada apaan sih? Kenapa di sini sendirian? Di culik genderuwo baru tahu rasa."
"Gak usah bawa-bawa genderuwo deh. Mau ku jambak lagi?"
"Udah tahu sendirinya parnoan. Tapi suka banget ngumpet di tempat sepi." Aku terus meledek Bian. Aku menyenangi aktivitas ini.
"Aku semalem baru di putusin sama si Rema. Alasannya gak jelas banget. Dia mutusin aku dan nyuruh aku pacaran sama cowok lain. Tapi pas tadi pagi aku lihat ada cewek di instastorynya Rema. Terus captionnya 'ILY' pake tanda love." Bian mulai menceritakan.
"Ohhhh jadi kau lagi patah hati?" Aku masih saja meledeknya.
"Patah hati itu enggak Fel. Cuma aku lagi mikir aja. Cowok itu ngeliat cewek dari apanya sih. Soalnya cewek yang di instastory dia tuh cantik banget. Dan kayaknya orang kaya juga. Sepadan lah sama Rema. Jadi aku tuh mikir. Jadi pinter aja kayaknya gak cukup. Harus cantik dan kaya juga. Huffttt.." Bian memang lagi insecure sampai-sampai menghela nafas.