Langit Paris di musim panas dipenuhi warna-warna cerah, mencerminkan suasana hati yang sedang berbunga-bunga. Purwa dan Ryo, tenggelam dalam fase amour mereka, menghabiskan waktu bersama lebih sering daripada sebelumnya. Akibatnya, mereka jarang berkumpul dengan teman-teman dekat mereka, Balai dan Kretcha.
Suatu hari, Balai dan Kretcha memutuskan untuk bertemu di sebuah kafe kecil di dekat kampus, tempat mereka biasa berkumpul. Kretcha duduk dengan secangkir kopi di tangan, menatap ke jalan sambil menunggu Balai datang. Saat Balai tiba, dengan senyum lebar dan mata yang berbinar, Kretcha tahu ini akan menjadi percakapan yang penuh tawa dan cerita seru.
Balai meletakkan tasnya di kursi dan langsung memesan cokelat panas. "Kau tahu, aku rindu kumpul seperti ini. Sepertinya Purwa dan Ryo telah menghilang ke dunia mereka sendiri," katanya sambil tertawa.
Kretcha mengangguk setuju. "Ya, mereka seperti burung cinta yang tidak pernah terpisah. Tapi, aku senang mereka bahagia."
Balai tersenyum, mengambil seteguk dari cokelat panasnya. "Benar juga. Lagipula, kita juga punya cerita sendiri, bukan? Aku punya banyak cerita tentang Dony."
Kretcha mengangkat alisnya. "Oh, Dony! Aku ingat kau menyebutnya. Ceritakan lebih banyak!"
Balai tersipu. "Jadi, dia dulu teman satu SMA, tapi kita tidak pernah benar-benar dekat. Kita bertemu lagi di Twitter, dari semua tempat! Dia mengomentari postinganku tentang magangku, dan sejak itu kami terus mengobrol."
Kretcha tersenyum nakal. "Apakah dia sudah menyatakan perasaannya? Atau apakah kau yang harus memulai?"
Balai tertawa kecil, menggelengkan kepalanya. "Belum ada pengakuan resmi. Kami hanya... dekat. Kamu tahu, seperti teman yang flirty-flirty gitu."
Kretcha menatap Balai dengan penuh rasa ingin tahu. "Dan kamu? Bagaimana perasaanmu? Kamu suka padanya?"
Balai menghela napas, tersenyum lembut. "Aku suka. Dia baik, pintar, dan lucu. Tapi aku tidak yakin apakah aku harus menyatakan perasaanku duluan. Bukankah itu tugas cowok?"
Kretcha tertawa terbahak-bahak. "Oh, Balai! Ini abad ke-21. Siapa bilang hanya cowok yang bisa menyatakan perasaan? Jika kamu merasa sesuatu, kenapa tidak mengatakannya?"