3 Titisan Adorno

Kirana Aisyah
Chapter #30

Zaitun

Setelah menerima pesan misterius dari hacker, Balai merasa perlu berkonsultasi dengan Dony, pacarnya yang bekerja di bidang cybersecurity. Mereka bertemu di sebuah kafe dekat kosan untuk mendiskusikan masalah ini.

"Dony, platform kami diretas dan hacker-nya tahu semua data kami," kata Balai dengan nada cemas.

Dony mengerutkan dahi. "Ini serius, Balai. Aku pernah mendengar tentang hacker seperti ini. Mereka sangat ahli, seringkali lebih cepat dari antivirus yang dibuat untuk melindungi sistem."

Kretcha, yang ikut dalam pertemuan itu, menambahkan, "Ada pesan aneh yang mengarahkan kami ke ensiklopedia tumbuhan. Di halaman 123, ada penjelasan tentang zaitun. Tapi kami tidak mengerti apa maksudnya."

Dony tersenyum tipis. "Zaitun adalah simbol perdamaian, kesuburan, dan kelimpahan. Tapi apa hubungannya dengan hacker?"

Kretcha teringat sesuatu dan membuka buku merah itu lagi. Di halaman 124, dia menemukan nama latin dari zaitun: Olea europaea. Wajahnya tersentak melihat nama itu.

"Olea! Teman yang aku jumpai di retret meditasi di Strasbourg," seru Kretcha dengan nada terkejut dan sedikit ketakutan. "Dia pasti di balik semua ini."

Purwa, Balai, dan Dony mendengarkan cerita Kretcha tentang Olea dengan penuh perhatian. "Dia terdengar seperti orang baik, Kretcha. Kenapa dia melakukan ini?" tanya Purwa, mencoba memahami situasi.

Kretcha menggelengkan kepala, masih terkejut dengan penemuannya. "Aku tidak tahu. Mungkin ada alasan di balik tindakannya."

Dony, yang sedari tadi setengah mendengarkan dan setengah mengulik laptop, tiba-tiba berseru, "Aha, kita bisa kirim pesan ke si hacker Olea ini."

Kretcha langsung merebut laptop dari Dony dan menulis pesan dengan tangan gemetar, "Aku tahu kamu Olea. Tapi kenapa kamu melakukan ini?"

Lima menit kemudian, ada jawaban: "Selamat sudah berhasil menyelesaikan teka-teki. Temui aku di retret vipassana Bogor besok. Bawa teman-temanmu juga!"

Mereka berempat tampak bingung dan cemas, tetapi akhirnya memutuskan untuk pergi ke Bogor esok hari untuk mendapatkan jawaban dari hal aneh ini. Perjalanan ke Bogor penuh dengan spekulasi dan percakapan tegang.

"Apa yang kira-kira Olea inginkan dari kita?" tanya Purwa, mencoba memecah keheningan.

"Aku tidak tahu," jawab Kretcha dengan nada cemas. "Tapi aku yakin ada alasan di balik semua ini. Olea bukan orang sembarangan."

Balai menambahkan, "Yang penting kita harus waspada. Ini bisa jadi jebakan."

Dony, yang duduk di kursi belakang, berkata dengan tenang, "Aku akan memastikan kita aman. Tapi kita harus tetap fokus dan siap menghadapi apa pun."

Mereka tiba di retret vipassana di Bogor. Suasana di sana tenang dan damai, sangat kontras dengan kecemasan yang mereka rasakan. Mereka disambut oleh seorang sukarelawan yang menunjukkan mereka ke tempat Olea.

Lihat selengkapnya