Kretcha, Balai, Purwa, Dony, Olea, dan Roger duduk mengelilingi meja, membahas langkah berikutnya. Tiba-tiba, pintu markas terbuka dan Adonis masuk dengan wajah penuh tekad. Semua orang menoleh, terkejut melihat kehadirannya.
"Adonis, apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Kretcha, berdiri menyambutnya.
Adonis tersenyum lemah. "Kretcha, aku merasa berhutang budi pada kalian semua. Karena peringatan dari kalian, aku bisa selamat. Aku ingin bergabung dan membantu kalian mengungkap kebenaran ini."
Purwa, yang masih merasa terguncang atas kematian Ryo, menatap Adonis dengan mata penuh haru. "Adonis, kami butuh semua bantuan yang bisa kami dapatkan. Terima kasih sudah datang."
Balai, yang selalu menjadi pilar kekuatan dalam kelompok, mengangguk setuju. "Kita akan lebih kuat dengan tambahan bantuanmu."
Mereka semua duduk kembali dan mulai membahas rencana mereka. Roger, yang memiliki keahlian sebagai dokter, menjelaskan hasil penyelidikannya.
"Aku berhasil mendapatkan rekam medis beberapa pasien lainnya," kata Roger sambil menunjukkan data di laptopnya. "Ternyata banyak korban lain yang telah dibunuh dengan cara yang sama seperti Ryo. Mereka semua meninggal karena kesalahan medis yang tampaknya disengaja di berbagai rumah sakit di seluruh Indonesia."
Olea menambahkan, "Aku telah mengidentifikasi pola dalam data ini. Ada lokasi pertemuan rahasia organisasi tersebut yang bisa kita intai untuk mendapatkan bukti kuat."
Kretcha menatap dokumen yang ditunjukkan Olea. "Kita harus mencari tahu lebih banyak tentang mereka. Organisasi ini menggunakan industri budaya untuk menciptakan kesadaran palsu, seperti yang dikatakan Adorno. Mereka mengendalikan media dan informasi untuk mengarahkan masyarakat sesuai kepentingan mereka."
Adonis, yang duduk di samping Kretcha, mengangguk. "Adorno benar. Industri budaya ini menciptakan kesadaran palsu yang membuat kita tidak sadar akan penindasan yang sebenarnya terjadi. Ryo selalu memperingatkan kita tentang bahaya ini."
Purwa menambahkan, "Organisasi ini menggunakan kekuatan media untuk menyembunyikan kejahatan mereka. Kita harus menghancurkan ilusi ini dan mengungkap kebenaran di balik tirai."
Balai berdiri, tatapannya penuh semangat. "Kita akan pergi ke lokasi pertemuan rahasia itu dan mendapatkan bukti yang kita butuhkan. Tapi kita harus berhati-hati. Mereka pasti sudah tahu bahwa kita sedang mengejar mereka."
Kretcha mengangguk. "Benar. Kita harus tetap waspada dan bekerja sama. Ini demi Ryo dan semua korban lainnya."