3 Titisan Adorno

Kirana Aisyah
Chapter #38

Sinyal di Kegelapan

Kretcha, Balai, Purwa, Dony, Olea, dan Roger duduk mengelilingi meja, menganalisis hasil rekaman dari pertemuan rahasia organisasi yang mereka intai semalam. Di tengah ketegangan itu, Adonis, yang baru saja bergabung dengan tim, ikut duduk bersama mereka, mendengarkan setiap detail dengan cermat. Olea memutar rekaman itu, dan suara-suara samar dari pertemuan tersebut mulai terdengar, menimbulkan aura misteri di ruangan.

Ketika rekaman berlanjut, Kretcha tiba-tiba menegakkan tubuhnya, ekspresinya berubah serius. "Tunggu, dengarkan ini," kata Kretcha, suaranya tegang. Dia memutar ulang bagian tertentu dari rekaman itu, dan dengan suara berbisik, dia menambahkan, "Ada sesuatu yang tidak beres di sini."

Olea dengan cepat memperbesar volume dan menyaring suara di rekaman tersebut. Terdengar suara yang lebih jelas sekarang, seperti pesan yang disembunyikan dengan hati-hati di balik percakapan.

"Lokasi gudang di sebelah utara, pintu belakang selalu terbuka."

Mata mereka semua melebar, menyadari potensi pentingnya informasi ini. "Ini bisa menjadi petunjuk tentang markas mereka," kata Balai dengan nada bergetar antara kegelisahan dan antisipasi.

Adonis mengangguk, matanya bersinar penuh tekad. "Kita harus pergi ke sana dan mencari tahu lebih banyak. Jika kita bisa mendapatkan bukti yang cukup, kita bisa membawa ini ke pihak berwenang."

Roger, yang biasanya tenang dan terukur, tampak gelisah, sesuatu yang tidak biasa darinya. "Kita harus berhati-hati," dia memperingatkan, suaranya penuh ketidakpastian. "Mereka pasti memiliki penjagaan yang ketat."

Malam harinya, mereka bergerak dengan diam-diam menuju gudang yang disebutkan dalam rekaman. Bayang-bayang malam menyelimuti mereka, seakan memeluk ketakutan yang semakin terasa di setiap langkah. Kretcha, Balai, dan Purwa bergerak di depan, wajah mereka tegang, penuh konsentrasi. Adonis, Dony, Olea, dan Roger mengikuti di belakang, langkah mereka penuh kehati-hatian, setiap suara kecil di malam itu terasa seperti ancaman yang mengintai.

Gedung itu berdiri dalam kesunyian, menakutkan dalam kegelapan, seolah-olah menyimpan rahasia yang mengerikan. Mereka menyusup melalui pintu belakang yang tidak terkunci seperti yang disebutkan dalam rekaman, memasuki dunia gelap yang penuh dengan bayangan yang bergerak.

Di dalam, ruangan-ruangan beraroma debu dan keheningan mencekam. Mereka menemukan sebuah ruangan yang tampaknya menjadi pusat kegiatan organisasi, terlihat dari beberapa orang yang sedang berkumpul dan berbicara dengan suara rendah. Adonis mengangkat tangannya, memberi isyarat kepada yang lain untuk bergerak dengan lebih hati-hati.

Lihat selengkapnya