Lavanya Gempita Juniah. Cewek yang lahir di bulan Juni dan berzodiak Gemini. Suka jalan-jalan dan makan.
Lavanya punya kakak laki-laki bernama Gemini Alaskar Sumarna atau yang sering di panggil Bang Gema.
Banyak yang bilang nama mereka unik.
Semua berasal dari Ibu mereka yang terlalu percaya pada ramalan bintang sehingga harus ada unsur zodiaknya.
Tapi, berhubung Gemini sudah di pakai Gema, akhirnya Gempita lah yang menjadi pelengkap nama Vanya.
Dan yang tidak pernah tertinggal adalah unsur nama Jawa yang wajib di sisipkan. Berhubung Neneknya adalah orang Jawa, maka jadilah Juniah dan Sumarna menjadi nama terakhir mereka.
"Wong jowo iku, yo kudu nggunakake nomo jowo. " begitu yang di katakan Neneknya saat akan ikut berpartisipasi memberi cucunya nama.
"Bang Gema!!! " Teriakan memekik memecah suasana pagi hari rumah sederhana berlantai dua.
Vanya yang baru saja akan siap-siap ke Sekolah di kagetkan dengan hilangnya lipstick kesayangannya, dan terkejut saat melihat benda itu berada di tangan Abangnya.
"Oh, jadi selama ini yang suka nyolong lipstick aku itu Abang! "
"Enak aja! Ini Abang cuma pinjem bentar doang kok. " Gema segera menyerahkan kembali benda itu.
Vanya yang menyadari jika lipstick-nya ternyata patah seketika langsung murka dengan mata melotot.
"Mama... Bang Gema matahin lipstick aku!!! " jeritnya lebih kencang.
Mama Juminten yang sedang asyik membaca artikel bintang di meja makan dengan terburu-buru menaiki tangga saat mendengar jeritan Vanya.
Rupanya Vanya tidak ada di kamarnya, sehingga Mama Juminten beralih ke Kamar sebelah Vanya, yaitu kamar milik Gema, dan menemukan keributan disana.
"Opo meneh iki? " tanya sang Mama saat melihat keributan kedua anaknya itu di pagi hari yang cerah.
"Mama, Bang Gema tu, dia matahin lipstick aku. Padahal itukan mahaal, gimana dong Maaaa... " Adu Vanya dengan tangis tersedu, yang terlalu di dramatisir.
"Gema cuma pinjem bentar doang Ma. Adeknya aja yang lebay. Orang tadi nggak patah. "
"Bohong! Abang pasti yang matahin kan? "
"Nggak! "
"Iyaa! " Vanya menjerit keras.
"Nggak! "
"Iyaaaa! " Vanya semakin menjerit keras.