30 Days

Dewy Eka Riski
Chapter #2

Dani dan Ares

"Bill... mau minum apa?" Cinta melontarkan pertanyaan bernada surgawi di jam 2 siang terik ini.


"Ehmmm seperti biasa..." jawab Billa.


"Okke Lemon Macchiato kan, gue heran selera Lo bisa sama kaya si Dani. Ya udah gue pesen bentar ya." pamit Cinta.


"Okke..." jawab Cinta.


"Dani suka Lemon Macchiato juga?" batin Billa, ada sepercik bahagia yang ia rasakan.


Mereka berdua sering menghabiskan waktu sepulang sekolah di Kafe depan sampai pasangan masing-masing menjemputnya.


"Kata Dani... kemarin dia nganterin Lo pulang, karena nungguin Ares kelamaan di halte sendirian ya?" tanya Cinta begitu kembali ke kursinya.


"Iya Cin... gue nunggu Ares kurang lebih dua jam, katanya minta dianterin ke Gramedia, gue tuh disuruh nunggu di halte, katanya dia bakalan nyusul kesana, ehh akan tetapi ternyata dia terlibat kecelakaan dan nggak sempat ngabarin gue, karena harus berurusan dengan polisi." tutur Billa.


"Ya ampun kasian banget sih, untung Dani liat Lo kemarin, kalo nggak pasti Lo belum pulang juga, mana hujannya gede lagi." kata Cinta.


"Iya Cin... makasih banget buat Dani waktu itu." lanjut Billa.


"Makasih aja nggak cukup, traktir dong nih pacarnya Dani hehehe..." kata Cinta.


"Okkeee siapp.. pesen aja apa yang lo mau." balas Billa.


Cinta lanjut memesan apa yang dia inginkan, memanfaatkan kesempatan free makan gratis dari sahabatnya. Sementara Billa membayar pesanan mereka, kemudian kembali ke tempat duduk dan menikmati suguhan dingin pelega tenggorokan di siang ini.


"Eh tuh si monyet udah dateng." ucap Cinta begitu melihat Dani masuk ke kafe dan menuju kearah mereka.


Dani duduk di sebelah Cinta, tanpa basa basi dia langsung mencomot gelas Lemon Macchiato dan meneguknya sampai habis, keringat meleleh diantara akar rambut dan merembes ke dahinya.


"Sayang... itu minuman Billa kok kamu abisin sih." seru Cinta.


"Oh ya... aduh sorry Bill... gue haus banget dan nggak tahan liat Lemon Macchiato tadi, sorry banget ya gue pesenin lagi buat Lo." ucap Dani.


"Udah nggak papa kok, lagian juga tinggal setengah kok itu tadi." sahut Billa.


"Untung sahabat aku Billa, kalau Clara... udah di abis dibotakin pala kamu." tambah Cinta.


"Ahh biasa aja kok... Lo suka lebay Cinta.." elak Billa.


Gue nggak nyangka... Dani minum dari bekas bibir gue. Mata Billa terpusat pada gelas yang kini sudah kosong itu.


"Eh gue ke toilet bentar ya Bill, Lo disini aja dulu jangan kemana-mana sambil nunggu si Ares." pamit Billa sambil membawa ponselnya ke kamar mandi.


Sementara Dani dan Billa masih saling berdiam diri di kursi masing-masing. Mata Dani menatap lekat kearah Billa, dia amati setiap inchi dari wajah cewek di depannya itu. Poni yang menutup sebagian dahinya, mata hazel dengan bulu mata lentik dan binar kornea yang sangat cantik, bibir tipis merah muda, dan kulit bak pualam.


"Ok.. Billa Lo cantik, Lo cantik banget, lebih cantik dari Cinta, gue bisa dapetin Lo dan rebut dari si Brengsek Ares dengan mudah, dan bibir itu... bibir itu terlihat sangat... manis." batin Dani.


Tangannya terjulur menggapai tangan Billa.


Lihat selengkapnya