32 DETIK

IGN Indra
Chapter #23

BAB 19: KERUSAKAN TERITORI MUSUH

Beberapa minggu setelah email pertamanya, Daka mengirim sebuah pesan singkat. Pesan yang terasa seperti panggilan pengadilan untuk vonis yang tidak kusadari sedang kutunggu.

Bisa kita ketemu? Ada yang perlu aku sampaikan langsung. Tentang Reksa.

Kami bertemu di kedai kopi yang sepi di luar area kampus, teritori netral yang tidak terkontaminasi oleh memori. Ruang konferensi pasca-perang kami. Dia sudah menunggu saat aku datang, dengan Sakti yang tertidur pulas di dalam gendongan di dadaku, napasnya yang teratur menjadi satu-satunya irama yang menenangkanku. Daka terlihat seperti hantu dari dirinya sendiri. Lingkaran hitam di bawah matanya bukan lagi sekadar tanda kurang tidur; itu adalah memar psikis.

Dia tidak langsung bicara. Dia hanya menatap Sakti, dengan ekspresi yang merupakan campuran antara kerinduan, rasa sakit, dan ketakutan yang begitu telanjang. Seolah menatap planet yang ia tahu ia bantu ciptakan tapi tidak akan pernah bisa ia kunjungi.

“Dia… mirip denganmu saat tidur,” bisiknya.

Aku tidak menjawab. Kami tidak di sini untuk bernostalgia. Kami di sini untuk laporan kerusakan.

“Reksa…” Daka memulai, suaranya berat, serak. “Dia tidak di rumah lagi. Dia… sedang dirawat.”

Aku menunggu, membiarkan keheningan mendesaknya untuk melanjutkan.

Lihat selengkapnya