*****
"Kau akan kakek tempatkan di sebuah perkampungan miskin dengan berbekal sebuah rumah gubuk, beberapa pakaian dan uang satu juta. Kau tidak diperbolehkan untuk meminta bantuan pada siapapun, baik teman atau kerabat di sini. Hadapi kehidupanmu dan cari sesuatu untuk bertahan! Jika satu syarat ini berhasil kau lalui, selanjutnya kau akan kakek jodohkan pada gadis pilihan kakek, setelahnya semua harta kakek akan jatuh ke tanganmu. Tapi, jika kau menolak atau tidak belajar di kurun waktu satu tahun itu, maka keseluruhan harta akan jatuh pada calon istrimu kelak! Kakek hanya akan memberi sepuluh juta untuk modal awal hidupmu!"
Mereka terdiam mendengarkan wasiat yang ditujukan untuk Bagas. Sepertinya Kakek Eddie mengadabtasinya dari sinetron kejar tayang dengan protagonis di tangan Bagas.
"Ini bercanda kan, Kek?" Tanya Bagas tak percaya. Menjadi miskin? Gila apa?! Tidak! Ia cukup waras untuk menolak wasiat itu!
"Aku menolaknya!" Tegasnya kemudian.
"Tidak mengapa, seperti yang Kakek bilang tadi, kau hanya mendapatkan sepuluh juta dan..."
"Ya, ya dan harta Kakek jatuh sepenuhnya kepada gadis antah berantah yang Kakek pilih!"
"Dia bukan gadis sembarangan, Bagas! Kakeknya sangat berjasa dalam menyelamatkan perusahaan kita dari kebangkrutan. Tanpa jasa kakek si gadis, perusahaan tidak akan berkembang seperti sekarang ini dan mungkin kakek tidak bisa menebusmu dari kepolisian dengan nilai 50 juta!"
"Oh, jadi ini soal 50 juta? Kakek sudah bosan menolong cucu Kakek sendiri?!"
"Bagas! Turunkan nada suaramu! Hormati Kakek!" Lara memperingatkan Bagas.
"Mbak, diamlah! Jangan memperumit dan kalian jangan ikut campur!" Bagas mengultimatum Derry dan Teguh saat mereka hendak membela Lara.
"Sepenting itukah gadis ini dibandingkan Bagas, Kek? Aku adalah penerus satu-satunya garis keturunan Hartono. Gadis ini mungkin gadis terkaya di Indonesia mengingat keluarganya yang mampu menolong kita dari kepailitan. Kurang apa lagi dia hingga Kakek harus menghibahkan seluruh kekayaan Kakek padanya?"