Khadijah Al-Kubra
Perempuan Paling Pemurah
Ibunda Khadjiah ada sosok perempuan yang sangat agung. Dia tak pernah berkeluh kesah di hadapan Rasulullah. Dia paling sabar dan telaten merawat suami. Sekembali Rasullullah dari berdakwah, hinaan, olokan dan cacian dan luka-luka fisik kerap dia dapatkan dari orang-orang yang membenci Islam. Semua rasa sakit itu seketika sirna ketika beliau kembali ke rumah.
Sang Istri, Khadijah adalah dokter yang tiada duanya buat Rasulullah. Sabar mengobati luka fisiknya, juga sekaligus pandai menghibur hati Rasulullah sehingga beliau tetap optimis dan semangat dalam mendakwahkan Islam. Khadijah memanfaatkan hartanya yang melimpah, kecerdasannya dan popularitasnya untuk melayani segala kebutuhan Rasulullah dalam berdakwah.
Saat dakwah Rasulullah kian hari makin dikenal luas, maka pengikutnya pun bertambah banyak. Sebagian dari pemeluk Islam yang baru itu berasal dari kalangan budak yang hidupnya kekurangan. Khadijah pun dengan sukarela mendermakan hartanya. Harta itu digunakan untuk memerdekakan para budak yang sudah Muslim. Mereka harus dibebaskan karena disiksa tuannya. Dengan dimerdekakan mereka akan lebih bebas mengimani Allah dan ikut serta mendakwahkan risalah Rasulullah.
Khadijah juga sering kali membebaskan orang-orang yang terzalimi. Dia kerap memberi makan orang-orang yang kelaparan. Rumahnya menjadi tempat berlindung orang-orang yang ketakutan dan kesusahan. Di rumah tersebut, mereka akan mendapatkan. Orang yang terlantar akan mendapatkan tempat tinggal untuk berlindung dari panas terik dan hujan. Mereka mendapatkan semua kebaikan itu di rumah Khadijah, istri Rasulullah yang paling pemurah.