Bab 26
Lelaki itu juga orang Indonesia. Namanya Surya.
Ia pernah bekerja sebagai scammer dan sekarang masih melakukannya di luar perusahaan tempatnya bekerja karena ia merasa bahwa pekerjaan itu cocok untuknya. Ia bahkan bercita-cita untuk mendirikan perusahaan scammer di Indonesia saat pulang nanti. Aku dan Gara terpana mendengar dia bicara dengan berapi-api bahwa dia merasa sangat cocok dengan pekerjaan yang menghasilkan banyak uang itu.
“Awalnya aku juga pergi ke sini karena tawaran kerja sebagai customer servise, ternyata dipekerjakan untuk menipu orang. Aku terjebak di dalam gedung tapi lama-lama aku malah menikmati pekerjaannya. Kurasa aku berbakat jadi scammer karena aku bisa membual dan berkata-kata manis,” kata Surya tertawa.
Aku tidak tahu hendak mengatakan apa, karena selama ini aku berpikir tidak akan menemukan orang yang kemudian menemukan passionnya di dunia penipuan daring seperti ini, ternyata terjebak lalu jatuh cinta juga terjadi dalam dunia ini. Surya mengatakan sendiri bahwa ia tidak ingin mencari pekerjaan lain karena ini lebih mudah ia lakukan. Gara juga sepertinya bingung hendak mengatakan apa, tetapi Fajar yang baru datang langsung memahami isi kepala kami.
“Dia itu penipu ulung, jadi jangan samakan sama isi otak kalian,” kata Fajar bergabung di meja itu lalu memesan beberapa makanan ke pemilik kedai yang juga orang Indonesia. “Gara, makan siang ini aku yang traktir ya, kamu bebas makan apa saja.”
Gara tertawa. “Wuih, yang habis bawa banyak trip! Bolehlah aku pesan semua makanan di kedai ini!”
“Ayo Bin, pesan yang banyak!” tawar Fajar.
Aku mengangguk. “Tenang, semua akan kupesan.”
Lalu, kami melanjutkan pembicaraan tentang titik-titik perusahaan scammer yang mungkin bisa kami cari untuk menemukan Angkasa. Lokasinya ada di berbagai tempat di Kamboja dan Surya mengetahui itu karena ia berada dalam jaringan. Ia kadang-kadang masih masuk ke dalam perusahaan untuk bekerja sama, meskipun ia bekerja secara mandiri di rumah kontrakannya untuk menipu orang.
“Kamu punya foto ponakanmu?” tanya Surya.
Gara menunjukkan foto Angkasa. “Aku share ke wa mu?”
“Boleh, nanti biar aku tanyakan ke teman-temanku yang masih di dalam. Tetapi kondisi sulitnya itu kadang mereka dijual ke perbatasan dan itu sulit dilacak. Kalau masih di Kamboja mungkin bisa aku cari infonya,” kata Surya.
“Apa kamu mempekerjakan orang di rumah kontrakan?” tanya Gara pada Surya.
Lelaki itu mengangguk dengan bangga. “Ya, ada tiga orang. Temen-temen sendiri juga yang dulunya masuk ilegal. Kami tinggal di sini pakai visa turis yang diperpanjang terus kalau sudah habis. Kerja di Indonesia juga susah, ya sudah dengan begini kami bisa mmeperbaiki hidup.”
“Tapi ya nggak nipu juga kali, nyettt… cari kerjaan halal!” sergah Fajar.
“Yang haram aja susah apalagi yang halal, Bro… tapi nanti aku pengen kayak kamu sih, kerja halal dan bebas gitu…tapi sekarang nyiapin bekal dulu…” jawab Surya tidak tersingung ucapan Fajar.
“Aku kalo scam orang nggak mau nipu orang Indonesia, kasihan. Jadi pasti orang luar yang aku kejar. Aku masih milih-milihlah, nggak mau jahat sama sodara sendiri,” tambah Surya.