39 Kilomature

Adira Putri Aliffa
Chapter #13

Pesta di Bibir Pantai

“Oyy!” teriak Zefan yang membuat Nindy menunda ceritanya. Zefan terus berjalan mendekati mereka, “Wah kopi nih,” ucap Zefan sembari ingin mengambil gelas yang dipegang Nindy.

 

“Eh eh eh, ini punyaku. Itu loh punyamu. Main ambil-ambil aja.”

 

“Oh kirain diambilin.”

 

“Ambil sendiri, manja,” ketus Nindy melirik tajam ke arah Zefan. Lalu tiba-tiba Nindy mengambilkan kopi untuk Arga, “Mas Arga, nih buat mas,” ucap Nindy sembari memberikan gelas berisi kopi itu pada Arga. Hal tersebut membuat Zefan sedikit heran dan kesal.

 

“Loh lha itu Mas Arga diambilin. Kok aku engga?” tanya Zefan sembari memasang wajah sedikit melas.

 

“Kalau Mas Arga gapapa. Kasian capek, kan habis nyetir tadi.”

 

“Kan aku juga nyetir. Nyetirin kamu lagi, berat.”

 

“Eh enak aja, badanku langsing kayak gini kamu bilang berat?”

 

“Iya berat banget, motornya sampai ngebul tadi.”

 

“Itu karena jalannya yang ekstrim. Bukan badan aku. Lagian motornya tuh nahan dua beban ya. Kamu sama aku, pasti beratan kamu.”

 

“Sembarangan, beratku cuma 64 kg. kamu berapa?”

 

“Hah? 64? Berat banget, aku aja 50 kg. udah ketahuan kan siapa yang gendut?”

“Udah deh gak penting banget debatin berat badan.”

 

“Kan kamu yang mulai dulu.”

 

“Kayaknya aku bakal nglihat pemandangan kalian berantem terus selama dua hari ke depan deh.”

 

Suasana menjadi hening seketika. Mereka menikmati kopi masing-masing sembari menikmati indahnya pantai yang berada di hadapan mereka. Langit yang tadinya biru perlahan menjadi jingga. Angin sore yang khas mulai terasa. Sang bulan sudah berada di atas sana, bersinar buram dan bersiap untuk menggantikan mentari di saat malam tiba. Ketika mereka sedang menikmati pemandangan di depan mata. Tiba-tiba dari arah belakang terdengar suara riuh orang-orang yang berbicara. Mereka pun langsung menengok ke belakang.

 

“Arga!” teriak seorang lelaki dari arah belakang Arga. Lelaki itu dan gerombolan orang lainnya perlahan berjalan mendekati Arga, Zefan, Nindy, dan Keisha.

 

“Alffy!” sahut Arga.

 

“Sorry baru nyampe, tadi mampir ke pantai sekitar sini dulu.”

 

“Santai-santai.”

 

“Oh iya fy, kenalin ini temen aku Zefan. Itu Nindy sama Keisha. Aku ajak mereka ke sini.”

 

“Halo semua. Asik nih makin rame makin seru.”

 

“Iya dong.”

 

“Aku mau bersih-bersih dulu deh ya. Udah lengket badan.”

 

“Oh oke silahkan. Mau aku bantuin bikin tenda gak?”

 

“Gak usah biar anak-anak aja. Kamu santai aja Ga, enjoy the view. Bentar lagi sunset tuh.”

 

“Oke deh.”

 

Arga, Nindy, Zefan, dan Keisha pun kembali ke tempat mereka duduk tadi. Mereka kembali menikmati pemandangan yang indah. Perpaduan warna yang mempesona di langit sudah menciptakan keindahan. Sore hari yang mempesona. Surga tersembunyi benar-benar mereka nikmati di sini. Beberapa saat kemudian, mentari pun terlihat tenggelam diapit dua bukit hijau di sana. Warna jingga benar-benar menguasai langit sore ini.

Jam sudah menunjukkan pukul 18.00 WIB. Waktu maghrib telah tiba, mereka berempat pun menunaikan ibadah sholat maghrib di bibir pantai. Dengan menggelar tikar mereka beribadah secara berjamaah. Sejuknya angina sore menjelang malam menambah kekhusyukkan ibadah mereka. Sedangkan penganut agama Kristen juga beribadah bersama di bagian belakang. Toleransi benar-benar tercipta di sini. Setelah beribadah mereka kembali berkumpul lalu mengobrol satu sama lain.

 

“Lagi sibuk apa sekarang Ga?” tanya Alffy pada Arga

 

“Bisnis cafe Fy sama lagi nyoba bisnis yang lain. Kamu gimana?”

 

“Ohh … Biasa bikin konten terus ya ada konser kecil-kecil an lah sekarang.”

 

 “Konser kecil-kecilan, tapi panggungnya gede ya?”

 

Alffy tersenyum.

 

“Itu gak kecil kali Fy.”

 

“Ya tapi gak besar banget juga.”

“Maaf Mas Alffy mau tanya, mas bikin konten apa ya?” tanya Zefan tiba-tiba.

Lihat selengkapnya