“Bingung pas pulang nanti aku mau ngapain.”
“Belajar dong, atau mungkin kerja paruh waktu, atau lakuin apa yang kamu suka.”
“Jurusan kuliah yang gampang itu apa ya, Nin? Yang gak mikir pokoknya yang anti mikir," tanya Zefan pada Nindy.
“Emm … Jurusan rebahan, fakultas kemalasan. Itu gak mikir.”
“Ck, aku tanya serius.”
“Ya aku juga jawabnya serius. Rebahan kan gak mikir.”
“Tapi itu gak ada di dunia ini, Nindy.”
“Nah itu juga ngejawab pertanyaan kamu sebelumnya. Jurusan yang gampang dan gak mikir itu gak ada di dunia ini, Zefan.”
“Habisnya aku bingung milih jurusan apa.”
“Ya yang kamu suka, atau yang bikin kamu tertarik dan pingin pelajari lebih dalam.”
“Aku aja gak tahu sukanya apa.”
“Suka ngitung gak?”
“Engga.”
“Suka baca?”
“Komik doang.”
“Suka nulis?”
“Nulis chat doang.”
“Suka gambar?”
“Jagonya gambar dua gunung sama sawah.”
“Suka ngrakit?”
“Ngrakit hati yang patah bisanya.”
“Ck, aku serius.”
“Ya aku juga serius jawabnya,” sahut Zefan, “Susah ya jalanin hidup tanpa passion,” sambung Zefan sembari menunduk.
“Setiap orang tuh punya passion-nya masing-masing, Fan. Cuma ada yang udah ketemu, ada yang belum. Kamu ini belum, makanya harus banyakin coba-coba.”
“Coba apa?”
“Apa aja yang penting gak narkoba.”
“Minuman keras.”
“Ck, berhenti bercandain hal-hal yang serius.”
“Aku stress, Nin. Bingung jalan hidupku ini sebenernya ke mana.”