“Hahaha, gak kok aku gak belok. Aku padahal baru tanya loh, tapi udah pada kaget.”
“Huh, lega,” cetus Nindy tiba-tiba.
“Lega kenapa, Nin?”
“Gapapa lega aja, untung Mas Arga masih lurus.”
“Emang kalau masih lurus kenapa?”
“Ya gapapa.”
“Oke.”
“Oke.”
Zefan memandang ekspresi Nindy dengan heran. Begitupun dengan Arga. Setelah perbincangan barusan mereka kembali berjalan perlahan menyusuri jalan setapak itu menuju ke tempat parkir. Saat di perjalanan, hanya terdengar langkah kaki yang sesekali menginjak daun kering di jalan. Zefan yang tak ingin larut dalam keheningan dan kecanggungan kembali meluncurkan aksi jahilnya pada Nindy saat Arga dan Keisha berada jauh di depan.
“Nin!”
“Hm?” jawab Nindy yang masih terus berjalan tanpa menengok ke belakang.
“Nin!”
“Apa?” gubris Nindy sedikit kesal dan sedikit melirik ke belakang.
“Nin!”
“Apa sih?” sahut Nindy semakin kesal. Ia menghentikan langkahnya lalu menghadap ke belakang menatap Zefan.
“Gapapa deh gak jadi.”
Nindy mendecakkan lidahnya, “Gak jelas,” ujar Nindy yang kembali menghadap ke depan dan melanjutkan langkahnya. Zefan memulai menjalankan aksinya, dia melihat ada belalang di atas rumput. Ia pun segera mengambil belalang itu. Terdengar suara hentakan kaki Zefan yang sangat keras saat mengambil belalang. Hal tersebut membuat Nindy kembali menengok ke belakang.
“Hai,” sapa Zefan yang telah berhasil menangkap belalang lalu menyembunyikannya di tangan.
“Bener-bener gak jelas,” ujar Nindy yang masih tak sadar dengan sikap aneh Zefan. Lalu Nindy kembali menghadap ke depan lagi dan berjalan. Saat melihat Nindy sudah menghadap ke depan Zefan kembali melanjutkan aksinya. Perlahan ia melemparkan belalang itu ke pundak Nindy. Ia menunggu Nindy sadar dan, “AAAAA!!! Zefan tolong ini ada belalang di pundak aku. Tolong ambilin!!” teriak Nindy dengan ekspresi panik dan takut.
“Mana?”
“Ini. Aduh geli banget.”
“Mana sih? Gak ada,” ujar Zefan pura-pura tak tahu.
“Ini loh! Mata kamu di mana sih? Cepet ambil!” teriak Nindy dengan nada bicara sangat ketakutan.
“Hahahaha.”
“Kok malah ketawa sih?” tanya Nindy dengan ekspresi wajah heran juga curiga, “Oh jangan-jangan kamu ya?”
“Iya.,” jawab Zefan dengan polosnya.