39 Kilomature

Adira Putri Aliffa
Chapter #26

Kehilangan dan Kejutan

“Keisha!!” teriak Arga dengan sekuat tenaga sembari terus berjalan mendekati Keisha yang masih berada di tengah jalan.

 

Truk itu terus melaju kencang dan ugal-ugalan. Keisha kini sudah berdiri sembari memegang kepalanya yang sakit karena sedikit benturan tadi. Truk itu tiba-tiba sudah dekat dengan jarak Keisha. Arga masih mencoba terus berjalan mendekati Keisha. Truk itu semakin mendekat dan semakin kencang. Arga terus mempercepat langkahnya sembari memegang kakinya yang berdarah. Truk itu terus ugal-ugalan seperti menghiraukan ada orang di depannya. Arga terus berjalan cepat. Truk itu lagi dan lagi membunyikan klakson dengan sangat kencang. Arga yang sudah berada di dekat Keisha dengan sigap langsung merangkul Keisha.

Arga langsung memutarkan tubuhnya dan bergerak ke arah tepi jalan. Dikarenakan kehilangan keseimbangan sebab darah terus keluar dari kaki juga sedikit luka di perutnya Arga lemah dan tiba-tiba terjatuh. Keisha yang tadi memejamkan matanya karena shock, seketika ia langsung membuka matanya perlahan. Lalu ia dapati Arga sudah memejamkan mata, kepalanya terbentur trotoar jalan, darah di kepala Arga itu terus mengucur deras. Tak ada apapun yang dapat Keisha lakukan selain menangis.

Keisha terus menatap sekitar berharap menemukan kendaraan untuk menolong mereka. ia juga menunggu Zefan dan Nindy yang lewat, tapi jalan itu masih sepi. Yang riuh saat itu hanya suara hujan. Air mata Keisha bersatu dengan air hujan yang mengucur deras dari langit. Keisha benar-benar tak tahu harus berbuat apa. Ia terus berusaha membangunkan Arga dengan menggoyang-goyangkan tubuhnya juga tangannya.

Hingga akhirnya, terlihat cahaya motor dari kejauhan. Dugaan Keisha itu adalah motor Zefan juga Nindy. Dan benar, cahaya itu berasal dari motor Zefan yang terus melaju cepat mendekati lokasi kecelakaan Keisha dan Arga.


“Nin itu siapa ya yang kecelakaan?”

 

“Perasaanku kok gak enak ya, Fan?”

 

“Gak enak gimana?”

 

“Ya gak enak aja, anyway tadi Mas Arga di depan kita atau di belakang ya?”

 

“Di depan loh ya.”

 

“Aduh perasaanku makin gak enak, Fan. Coba cepetan kamu samperin yang kecelakaan itu.”

 

“Oke.”

 

Motor Zefan terus melaju dengan cepat, tetapi ia masih tetap berhati-hati dalam mengendarainya. Hingga kini ia semakin dekat dengan lokasi kecelakaan itu. Dan benar firasat tidak enak, Nindy. Terlihat Arga dan juga Keisha yang berada di tepi jalan. Kondisi Arga terbaring lemah. Sedangkan Keisha terus berusaha membangungkan Arga. Zefan dan Nindy kaget melihat keecelakaan itu. Tak berpikir lama, Zefan segera memarkirkan motornya tepat di samping motor Arga. Lalu mereka berdua langsung turun dari motor lalu mendekati Arga dan Keisha.

 

“MAS ARGA!” teriak Nindy yang turun terlebih dahulu sembari melepas helmnya dan meletakkannya sembarangan di dekat motornya. Lalu ia berlari menghampiri Arga dan Keisha.

 

“Mas!” teriak Zefan yang menyusul berlari. Mereka berdua mempercepat langkah untuk mendekati Arga yang terbaring lemah. Keisha masih terus menangis.

 

“Keisha kamu gapapa?” tanya Nindy memastikan keadaan Keisha.

 

“Gapapa, tapi Mas Arga,” sahut Keisha dalam bahasa isyarat.

 

“Fan cek coba napasnya!” perintah Nindy pada Zefan.

 

Dengan sigap Zefan langsung mendekatkan jarinya ke hidung Arga. Tak ia dapati embusan napas di sana. Zefan langsung menggelengkan kepala. Nindy sangat terkejut melihat ekspresi Zefan.

 

“MAS! MAS!” teriak Zefan sembari terus menggoyang-goyangkan tubuh Arga, “Argh!” keluhnya.

 

“MAS ARGA! BANGUN!” teriak Nindy yang juga terus menggoyang-goyangkan tubuh Arga.

 

Nindy menggelengkan kepala pada Keisha untuk memberi tahu bahwa Arga telah tiada. Keisha kembali menangis dilanjut Nindy dan Zefan juga menangis.

 

“Dia begini gara-gara nolongin aku Nindy,” ungkap Keisha dalam bahasa isyarat, “Harusnya tadi aku aja yang mati bukan orang baik kayak Mas Arga.”

 

Nindy langsung berinisiatif langsung memeluk Keisha untuk menenangkan.

 

“Udah, jangan salahin diri kamu sendiri. Ini semua sekali bukan salah kamu. Tenang ya?” ujar Nindy menanggapi Keisha.

 

“Terus ini gimana?”

 

“Coba telpon keluarganya, Fan.”

Lihat selengkapnya