“Wah berarti lampu ijo nih om?”
“Lampu ijo apanya? Kan saya bilang kalau jadi mantu saya, kalau jadi.”
“Udah udah pikirin besok lagi kalau udah waktunya. Masih abg kok bahas mantu-mantu.”
“Kan tadi om yang bahas dulu.”
“Ssst … Udah cepat jalankan rencana kita.”
Nindy segera berjalan dahulu, Zefan menyusul di belakangnya. Keduanya terus berjalan mendekati tempat itu. Sedangkan papa Nindy langsung menepi ikut bersembunyi di tumpukan barang bersama timnya.
***
“Hallo bapak-bapak!”
“Kalian?”
“Iya ini saya.”
“Ketemu lagi kita ya, jodoh kayaknya.”
“Kok bisa di sini kalian?”
“Iya ya kok bisa kita di sini, Nin?”
“Jangan main main denganku!”
“Pak, cewe aja gak pernah saya mainin apalagi bapak. Tenang pak.”
“Bos macam mana ini?”
“Hajar saja mereka!”
“Eits janganlah main hajar hajar. Mending kita main damai aja bapak-bapak. Bapak lepasin Keisha dan mereka semua yang ada di dalam, langsung kelar, kita bakal pergi.” ujar Nindy sembari melirik ke arah dalam barak itu yang sudah terkumpul banyak orang yang diikat tangannya.
“ENAK SAJA! MEREKA SEMUA INI AKAN KU JUAL. SEBENTAR LAGI MEREKA AKAN DIJEMPUT.”