“Ikut bapak.”
“Dia kan udah jahat sama kamu, kenapa kamu mau ikut?”
“Iya tapi kan dia juga bapak aku.”
Zefan dan Nindy saling melirik satu sama lain.
“Nanti kita susul bapak kamu ya? tapi kamu ikut kita aja. Oke?”
“Beneran?”
“Iyaa.”
“Makasih Zefan Nindy.”
Keisha langsung memeluk Nindy. Mereka berpelukan hangat. Zefan pun rasanya ingin memeluk, tetapi belum sempat memeluk ia sudah mendapat tatapan tajam dari Nindy.
“Mau ngapain?”
“Emm mau peluk Pak Aryo.” jawabnya sembari langsung memeluk Pak Aryo yang berada di sampingnya.
“Opo to mas? Ah. Jek waras aku, wegah mbe lanang.”
“Ngomong apa dia?”
Nindy hanya tersenyum tak menggubris. Papa Nindy yang sudah selesai mengurus para penjahat langsung menghampiri Nindy.
“Pa, makasih banyak ya udah nyelamatin temen aku dan banyak orang.”
“Sama-sama.”
“Pa, kita mau ikut ke kantor polisi. Keisha soalnya perlu ngomong sama bapaknya.”
“Oke, tapi pakai mobil pribadi ya? papa pakai mobil kantor.”
“Oke.”
"Eh tapi bentar, ada seseoorang yang mau datang."
"Siapa pa?"
Beberapa saat kemudian muncul sebuah mobil yang medekati mereka semua. Lalu turun seorang wanita.
"Mama?" teriak Zefan langsung mendekati mamanya.
"Zefan!"
"Maafin aku ma, aku gak bakal kabur lagi deh. Mama kok bisa tahu aku di sini?"
"Mama dikabarin sama Pak Polisi itu tuh tadi."
"Oh pantes."
"Kamu tuh juga ngapain pakai acara kabur segala?"
"Di rumah sumpek ma."
"Maafin mama ya kalau selama ini mama kurang perhatian sama kamu. Mama janji habis ini mama akan belajar jadi ibu yang baik buat kamu."
"Iya ma, maafin Zefan juga."
Ibu dan anak itu saling berpelukan hangat.
***
Setelah perjalanan hebat yang membuat mereka menjadi lebih dewasa. Kini Zefan, Nindy, dan Keisha memiliki semangat baru untuk menjalani hidup. Mereka juga mendapatkan banyak pembelajaran dari perjalanan 39 kilometer kemarin. Belajar tentang arti hidup, persahabatan, keluarga, mimpi, dan yang paling rumit adalah cinta. Namun, kata paling terakhir terdengar cukup rumit bagi mereka, khususnya Zefan dan Nindy. Sebenarnya mereka saling menyimpan rasa, tetapi juga sama-sama bingung dengan apa yang mereka rasakan. Di cafe estetik dengan hiasan kata-kata bijak pada dindingnya dan ornamen-ornamen lucu di setiap sudut, Zefan, Nindy, dan Keisha duduk bersama. Mereka bertiga melakukan kegiatan masing-masing, Zefan dan Nindy belajar bersama. Sedangkan Keisha sibuk dengan laptopnya dan menyusun sebuah power point business plan.