40 HARI MENUJU MATI

ony wahyu pahlevi
Chapter #1

Chapter 1 BEKAL AKHIRAT

Hari – hari Samo tak bisa lagi berjalan seperti biasa. Dengan keterbatasan sisa waktu, dia harus manfaatkan setiap detik dengan sebaik-baiknya. Hidup harus terus berjalan untuk berbuat kebaikan sebanyak- banyaknya. Samo sadar, ada kehidupan lebih baik yang menantinya. Akhir- akhir ini Samo banyak berbuat darma bakti kepada sesama, senyum tak pernah lepas dari wajahnya yang kian pucat. Setiap hari Samo sengaja bangun sebelum matahari gagah bersinar, bahkan sebelum rembulan naik menyelimuti dirinya dari ranjang kenyamanan. Dia memanfaatkan waktu sepertiga malamnya, di lanjutkan dengan melantunkan ayat suci hingga subuh datang. Meski rautnya pucat, wajahnya terlihat semakin bersinar, tak pernah hilang kharismatiknya sebagai seorang manusia biasa yang akan menghadap sang Kuasa.

 

***

Pagi masih buta. Di sebuah kontrakan sederhana namun “nyeni” dan futuristik. Kamar itu terisi dengan satu ranjang susun dan satu ranjang tanpa dipan. Kamar yang dihuni tiga orang. Samo tidur pada ranjang tanpa dipan itu, sedang melihat kedua temannya yang tidur pada ranjang susun.

 

“Alhamdulillah, gue masih bisa liat kalian semua, pagi ini, hari ini, jam ini, detik ini. Gue masih bisa bernafas.” Samo menepuk- menepukkan kedua tangannya ke pipinya. Mencubit lengannya sendiri. Kesakitan.

 

Samo masih ada di bumi, masih menginjak tanah yang akan dia rindukannya kelak. Dia berjalan keluar di iringi gemericik air yang dibuatnya dan membangunkan dua manusia yang tertidur pulas. Walau mata berat, mereka mencoba untuk berkomunikasi, demi teman sejati.

 

“Bray, ini sudah, semingguan Samo gitu”

“Ya udah sik!!! lo tuh, temen jadi baik di omongin, temen jadi bangsat lo omongin” suara temannya dari bawah ranjang.

“bukan gitu Bray, gue takut Samo kenapa- napa” Aksi dengan tetap memandang atap.

“yang lo perlu takutin tuh bukan Samo, tapi elu, udah bener belom idup lo” Suara itu masih terdengar jelas.

“anjay, lo kenapa jadi cermahami gue” Aksi lalu melihat kebawah “emang lo sendirrrr….” Aksi tidak melanjutkan pembicaraannya.

 

Aksi, nama salah satu teman kontrakan Samo, posisi ranjangnya di atas. Percakapan itu tidak di lanjutkannya. Dia lalu melihat ke arah bawah sekali lagi. Ranjang itu kosong, tidak ada orang. Selimut dan bantal guling masih tertata rapih.

 

“Del….Del…” Aksi kebingungan, ranjang Samo terpisah tanpa dipan juga kosong. Dari balik pintu dia melihat Samo sedang shalat. Lalu teman yang dipanggil Del Del itu masuk ke dalam kamar dan langsung mendekapkan tubuhnya dengan selimut karena kedinginan.

 

“brrrrr.brrrrrr…. Anjrit airnya dingin bangettttt” 

“kok rambut lo basah?” Aksi melihat ke bawah kasurnya, dan kebingungan.

“Gue keujanan, tapi tenang, gue udah mandi, alamak masuk angin gue habis ini”

Aksi loncat dari ranjangnya, lalu mendekati temannya itu “hah?? Lo keujanan terus mandi?”

“ape sih lo!!!”

“nah terus gue dari tadi ngomong sama siapa dong?” Aksi mukanya pucat

“aduh, apa sik!!!”

“del…Pudel…lo becanda kan?”

“apa sih!!!” Pudel marah “gue subuh- subuh tadi udah jalan, beli ikan, kan tugas gue sekarang belanja ke pasar”.

 

Pudel menghiraukan Aksi dan cepat tertidur. Aksi kebingungan, lalu membangunkan Pudel.

 

“Del…Pudel, lo beneran baru balik?” Aksi menggoyang- goyangkan badan Pudel sambil berbisik “Del.. Pudel, yang tadi ngomong sama gue siapa dong” Aksi berbisik ketakutan.

“Del…Pu…”

“BANGSAAAAAAAAAAT” Pudel marah dan membekap Aksi dengan bantal.

“Allahu akbar” Ucap Samo.

 

Pudel dan Aksi saling menutup mulutnya dengan tangannya sendiri. Melihat Samo masih menjalankan ibadah shalat.

 

****

Pagi hari, Aksi membuka matanya dan melihat dari atas, ranjang Samo sudah rapih. Dia melihat kebawah, Pudel menganga sambil ngorok dengan suara gaduh, juga sesekali bersiul. Aksi turun perlahan dari atas ranjangnya. Pelan- pelan dia menuju meja yang nampak beberapa buku tertata diatasnya. Aksi mengambil buku berat setebal kamus Indonesia- Inggris, Indonesia Mandarin, Mandarin- Inggris, Mandarin Indonesia. Dipegangnya erat buku itu.

 

BUGGGGGG !!!!!

 

Suara buku jatuh membangunkan Pudel.

AKSIIIIIII, MONYETTTTTT LOOOOOO !!!

Lihat selengkapnya