40 HARI MENUJU MATI

ony wahyu pahlevi
Chapter #3

Chapter 3 PANDANGAN TERAKHIR

Samo terdiam, merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Sembari melihat dua ranjang susun temannya. Malam semakin menggelapkan pikirannya. Dia bingung, dia tidak tahu harus berbuat apa selain menutup mata, membukanya kembali, merem- melek, sambil berfikir macam- macam. Baginya yang paling penting adalah membuat kebaikan sebanyak- banyaknya, sebelum menutup mata.

 

Samo melihat dua sahabatnya tertidur tenang. Pudel mengorok, dan Aksi sesekali mengigau. Begitulah kedamaian yang dirasa setiap malam, namun tak akan pernah di rasakan selamanya.

 

“Pudel, Aksi, ma’afin gue ya kalau ada salah. Gue bukan pamrih, tapi nanti, pasti kalian yang akan gue bikin panik dan repot”. Mata Samo berkaca- kaca. “kalian akan mandiin gue, makein gue kain kafan, dan kalian yang akan meninabobo’kan gue ke liang lahat” Samo merem, kemudian membuka matanya namun terkejut.

 

“Astagfirlllah hal adzim”

Aksi sedang berdiri di atas ranjang tingkatnya itu. Sambil melotot dan pandangannya kosong.

“jam berapa ini?” Aksi bertanya.

“jam satu”

 

Lihat selengkapnya