Blurb
Di hari pertama hingga hari ke 10 setelah menenggak khamar, aku merasa linglung. Seakan dunia ini tidak ada lagi tempat untuk orang sepertiku. Tidak ada yang bisa disalahkan maupun dimintai bantuan karena aku terlalu malu untuk bertanya.
Hari sebelas sampai 20 adalah puncak teror. Karena menenggak khamar, aku tidak bisa mengikuti idul fitri.
Diantara hari ke dua puluh satu sampai tiga puluh kepribadianku mulai berubah. Aku menjadi orang yang kasar dan cenderung tidak bisa membuat keputusan, persis seperti pecandu pornografi.
Di lima hari terakhir, email yang kukirim pada seorang habib besar di dua puluh hari pertama akhirnya mendapat balasan. Beliau berkata, bahwa aku melakukan hal yang benar. Perbanyak berdzikir, supaya tidak dicabut nyawa. Kalaupun aku mati dalam keadaan salat belum diterima, biarlah aku meminta ampunan pada tuhan setelah aku mati.