Akan ada perubahan pada nama karakter yang muncul selain Qayum dan Tara. Langkah ini diambil demi menjaga kerahasiaan identitas asli pelaku.
*** Hari kedua ***
Aku punya seorang tetangga yang selalu menarik perhatian. Mbak Lotus (samaran) namanya. Mbak Lotus meminta bantuanku. Bukan hal yang sulit, nyatanya gadis ini tidak pernah membebaniku dengan pekerjaan sulit sekalipun ibuku sering minta tolong padanya.
Mbak Lotus lebih tua empat tahun dariku. Ketika aku kecil dan ibu pergi bekerja, mbak Lotus ini yang menjagaku. Karena dia masih single alias belum kawin, jadi tidak masalah menyebutnya gadis.
Selesai membantu mbak Lotus, biasanya dia akan memberiku sesuatu yang spesial. Bukan sesuatu yang mengarah kesana kok, hidupku tidak seindah itu. Biasanya mbak Lotus akan memberikan sebungkus kue buatan rumahnya.
“Terima kasih ya kak. Tapi—apa ini tidak kebanyakan?”
Mbak Lotus menggeleng. Entah kenapa, aku merasa mbak Lotus menyimpan perasaan spesial padaku.
“Oh ya Qayum, kamu jadi ikut kami ke bar tidak?”
Bulu kudukku langsung berdiri mendengar kata bar. Kapan dia mengajakku kesana? Kenapa aku tidak bisa mengingatnya.
“Maaf mbak, aku tidak ingat pernah berjanji akan ikut ke bar. Kapan aku pernah bicara begitu?”
Mbak Lotus terdiam. Mbak Lotus punya kebiasaan unik saat berpikir, dia akan memiringkan kepalanya ke kanan persis seperti burung hantu. Kebiasaan yang membuatku nyaman dengannya karena aku juga sering berbuat demikian.