40 hari salatku tak diterima karena khamar

After Future
Chapter #3

Bab 3 - Menghindari Tara

Hari 2

“Kamu mau kemana? Jangan tinggalkan mbak!”

“Mbak Lotus, aku mau pulang mbak! Aku sudah khilaf datang ke tempat ini dengan maksud menemani mbak. Padahal urusan keselamatan mbak itu ada di tangan Allah. Mbak sudah tahu tempat ini tidak aman, tapi memaksa datang karena tergiur undangan Tara ya silakan, saya tidak akan melarang mbak. Tapi biarkan saya pulang!”

Mbak Lotus tetap memaksa. Bukan memaksaku kembali ke bar rongsok, tapi memaksaku membawanya pulang. Syukurlah ... Alhamdulillah ... Mbak Lotus ternyata sadar dan memilih menjauhi sarang dosa itu.

Aku dan mbak Lotus pun pulang dengan berjalan kaki. Sepanjang jalan hanya kesunyian yang menemani. Aku tidak tahu alasan mbak Lotus puasa berbicara. Kalau aku sudah jelas. Karena aku introvert.

Sepanjang perjalanan itu aku berpikir. Sudah berubah sejauh apa kawanku Tara sampai mengajak mbak Lotus nongkrong di bar?

Setahuku Tara anak yang baik. Dia mulai berubah saat ibunya meninggal dan ayahnya menikah lagi. Aku berusaha memberikan dukungan emosional walau sedikit. Kebanyakan bantuan yang kuberikan adalah saran-saran untuk melupakan kesedihan yang dia alami.

“Kita sudah sampai!” kataku sambil menunjukkan ke lantai dua rumah ku yang bersebelahan dengan rumah mbak Lotus.

Senangnya ketika mencapai rumah, walaupun setelah ini aku pasti disemprot habis-habisan oleh orang tuaku.

“Hahahaa ... Mampus aku.”

Tiba-tiba mbak Lotus berkata, “kamu pasti dimarahi kalau pulang jam segini. Ayah dan ibumu dan juga adikmu akan terbangun. Kebohonganmu soal kerja kelompok terungkap, dan lebih buruk lagi ... Kita bisa disangka macam-macam kalau kelihatan warga.”

Analisisnya sangat bagus dan tepat sasaran.

“Jadi aku sarankan, kamu menginap di rumahku malam ini. Mumpung hanya ada nenekku, dia pasti tidak akan sadar aku menyelundupkan seseorang lewat jendela.”

Entah setan apa yang merasuki waktu itu, aku menerima sarannya tanpa pikir panjang. Jelas-jelas dalam agama Islam, laki-laki dan perempuan yang belum sah sebagai suami istri dilarang tinggal seatap. Tapi otak nakalku punya alibi saat itu. Bagiku, selama ada neneknya kami belum terhitung berduaan. Dan aku cukup percaya diri bisa menahan nafsu. Apalagi mbak Lotus ini teman masa kecilku. Nyatanya ....

Sepanjang malam, aku tidak bisa menutup mata. Pandanganku fokus menatap ***** mbak Lotus yang hanya tertutup celana pendek tipis dan mungkin CD.

Di satu sisi ini keberuntungan, namun ... Ini ... Zina mata namanya.

Hari kedua pun berakhir dengan bahagia. Maksudnya aku mendapatkan pengalaman baru yang luar biasa.

 

Hari 3

Aku akan langsung skip ke malamnya. Bagaikan menerima hidayah, aku pun pergi ke masjid untuk mendengarkan ceramah malam Jumat. Disaat itu juga aku mendapatkan ide bagaimana cara mengatasi ketakutan yang menggerogoti kewarasanku.

“Mulai malam ini aku mau salat tahajud. Akan kupasang alarm dengan volume full ditambah alarm weker supaya bangun!” kataku meyakinkan diri.

Lihat selengkapnya