Apa yang terjadi setelah itu? Mbak Lotus mengundangku ke rumahnya. Ingat aku bilang dia suka memberiku sesuatu setelah membantunya? Kali ini dia membuatkanku pisang goreng.
Yang penting bukan makanannya, tapi pembuatnya. Berapa banyak pria jomblo di negeri ini yang pernah dibuatkan pisang goreng oleh wanita Jawa yang sangat cantik?
Aku merasa sangat spesial sekarang.
Pendengaranku menajam saat bibi Ayu meminta mbak Lotus, anaknya, untuk menyuruhku pulang sebentar lagi.
"Ibu dan ayah harus ke rumah juragan Gonzales. Kami akan bermalam di rumahnya selama seminggu."
"Selama kami bekerja, kamu sementara tinggal di rumah nenek ya."
Aku menghela nafas lega saat lega. Setidaknya mbak Lotus ada yang menjaga. Walaupun mbak Lotus bukan wanita lemah, ada baiknya perempuan muda sepertinya tetap dalam pengawasan orang yang lebih dewasa.
"Baiklah ibu. Hati-hati disana. Saya pernah dengar rumah juragan Gonzales itu ada penunggunya.*
"Kamu ini kok malah membahas perkara gaib sih? Gak mungkin ada yang begituan, kalau ada pun ibu dan ayah takkan takut. Kita kan punya Allah yang melindungi kita siang dan malam."
Mbak Lotus mengerutkan alisnya. "Kata ibu, ibu gak takut. Tapi kok mata ibu bergetar seperti itu? Kalau takut akui saja Bu."
Aku nyaris tertawa mendengar kata-kata mbak Lotus. Dia tidak sedang melawan ucapan ibunya tapi lebih kearah mengingatkan ibunya agar tidak berbohong pada anak sendiri.