"Mana presentasi kelompok kita Yum?" Tanya Fahmi yang meminta flashdisk ku.
"Maafkan aku teman-teman, flashdisk nya jatuh ke kaleng cat dan sekarang tidak bisa digunakan." Jawabku lesu, sembari mengeluarkan flashdisk itu dari saku bajuku.
Melihat ini, wajah teman-teman berubah kusut. Tapi untungnya presentasi hari ini dibatalkan karena dosen kami kakinya sedang keseleo.
Kejadian ini lantas dibahas di grup diskusi kami. Grup independen yang tidak ada geng Tara di dalamnya. Grup ini bernama 'Grup Pemberantas Perundung'.
Jangan menertawakan nama grup kami. Founder dari grup ini adalah Raffi dan Maulana yang sama-sama membenci para perundung sampai ke sumsum tulang mereka. Lalu apakah aku tidak membenci perundung? Tentu saja benci! Makanya itu aku bergabung dengan grup ini.
Ketua kami, Raffi, awalnya hanya mahasiswa introvert biasa. Namun semuanya berubah ketika dia berurusan dengan Tara. Disitu Raffi menunjukkan jati dirinya yang ternyata pelaku bela diri. Kejadian ini pun menggemparkan seisi kampus.
Namanya dengan cepat melejit ketika dirinya mengikuti perlombaan silat bersama Tara dan Tika. Sekarang, Raffi sudah berada di dunia yang berbeda dari kami bertiga. Ada kalanya pemuda ini memilih menghabiskan waktu bersama rekan-rekan silatnya.
Awalnya aku kira Raffi perlahan-lahan akan menjauh dari kami, namun ternyata tidak demikian. Raffi justru kembali ke kami setelah dia berkelahi untuk kedua kalinya dengan Tara.
Gara-gara pertengkaran yang kedua ini, hubungan Raffi dengan Tika ikut terkena imbasnya. Mungkin hal itulah yang mendasari kemarahan Raffi sehingga dia membuat grup anti perundung ini. Dari yang aku dengar dari Maulana, Raffi juga membuat perkumpulan lain di luar kampus yang cakupannya lebih besar dan lebih rahasia dari Grup Pemberantas Perundung.
Aku mengikuti kedua forum buatan Raffi itu atas dasar kebencianku pada Niko yang kurang ajar, dan kepada Tara yang membuat merusak diri dengan minum khamar.
Visi dan misi kedua grup ini sangat jelas.