[Raffi: Semuanya ikuti arahanku! Kita akan membagi kelompok kita menjadi 4 bagian. Setiap tim berisikan 25 prajurit. Terserah saja kalian mau ikut tim yang mana. Tim 1 ikut aku dan Kayum ke rumah om Tara. Sisanya menunggu di depan gang.
Alasan mengapa kelompok kita dibagi adalah untuk menghindar pantauan masyarakat. Kita juga akan menyamar menjadi orang biasa. Jadi jangan pakai seragam sekolah!]
Usai memberikan arahan Raffi segera AFK dari mode ranked nya lalu bergegas mengambil sepeda dan melaju ke gang Melati (nama samaran). Aku sampai 2 menit setelah dia, 8 menit kemudian 12 orang lainnya datang.
Karena terlalu lama, kami, 14 orang pun memutuskan masuk lebih dulu.
"Rumahnya yang mana?" Tanyaku pada Raffi yang berjalan paling depan.
"Berdasarkan info yang diberi Firman, rumahnya ada di ujung jalan ini. Rumah nomor 39. Rumahnya yang paling besar diantara yang lainnya." Sahut Raffi.
Kami sempat dihadang oleh satpam komplek, untungnya kami berhasil melewati mereka. Kalau kalian penasaran bagaimana cara kami mendapatkan izin, caranya simpel. Bayar 100 ribu rupiah.
Setelah melewati satpam-satpam mata duitan ini, kami akhirnya bisa melihat plafon rumah om Tara dari kejauhan. Rumahnya besar sekali gila! Bisnis apa yang dia tekuni ketika muda hingga bisa punya rumah sebesar itu?