"Aduh punggungku kram!" Teriakan Raffi mengejutkan kami yang sedang bersenang-senang.
"Hah? Astaga! Punggung Raffi kram! Yang bisa berenang cepat selamatkan dia!"
"Abang Maulana! Abang Maulana! Stop nge-rank nya! Tolong Abang Raffi tuh!"
"Hah? Kenapa itu anak?"
Maulana langsung lompat ke kolam renang untuk menyelamatkan Raffi yang nyaris ditelan air.
"Haduh bro, kalau tidak jago berenang tidak perlu memaksa! Jadinya merepotkan orang lain kan."
"Maaf ... " Ucap Raffi dengan mulut yang penuh air.
Hidung Raffi tampak mengeluarkan air yang sangat banyak, lucu sekali melihatnya seperti itu. Biasanya Raffi tampil mengintimidasi, melihatnya seperti ini jelas membuatku geli.
Aku sendiri tidak ikut main air karena ada hal yang lebih penting untuk kulakukan.
"Tumben kamu mau diajak ke kolam renang. Boleh tahu alasannya?" Tanyaku lembut pada mbak Lotus.
Benar. Hal yang lebih penting itu adalah Mbak Lotus. Aku sudah menetapkannya sebagai love interest ku, tinggal pdkt saja.
Saat sedang asik mengobrol dengan mbak Lotus, hp ku tiba-tiba berdering. Ketika kucek ternyata ibu yang menelepon.