Hatiku masih membara gara-gara kejadian semalam. Dikala suasana hati sedang panas-panasnya, terdengar suara bidadari yang mendinginkan kepala serta jiwa. Siapa lagi pemilik suara itu kalau bukan tetanggaku yang cantik jelita, Mbak Lotus.
"Selamat pagi,"
"Eh, se—selamat pagi mbak,"
Aku belum siap untuk mengobrol dengannya. Sejujurnya aku agak sensitif untuk bicara dengan siapapin hari ini.
"Yum, rumahmu dirusak orang ya?" Tanya mbak Lotus. Wanita Jawa ini kadang lambat juga berpikirnya.
"Iya, mbak. Mbak Lotus hati-hati disini ya. Mbak kan biasanya tidak kemana-mana. Kalau mbak biasanya suka berada di luar rumah, Kayum sarankan kurang-kurangi kebiasaan itu. Setidaknya sampai pelaku yang merusak rumah Kayum tertangkap." Kataku ke mbak Lotus. Ditatap oleh mbak Lotus membuat jantung berdebar kencang.
"Baik, terima kasih sudah memperhatikan aku Kayum." Sahut Mbak Lotus sembari tersenyum lembut padaku. Dia sangat cantik saat tersenyum, beruntungnya aku bisa melihatnya sedangkan kalian tidak :>
Berita Firman yang menipu seluruh Grup Pemberantas Perundung sudah menyebar ke semua kelas. Ke setiap telinga. Ke setiap lubang kabur kecoak.
"Bisa-bisanya dia berkhianat hanya karena uang 500 ribu rupiah! Lihat saja. Kalau dia berani mendekati kita lagi akan aku tendang kakinya sampai biru!" Cetus Raffi.