40 hari salatku tak diterima karena khamar

After Future
Chapter #35

Bab 34 - Keadilan Hanya Mitos

Bab: Keadilan Hanya Mitos

Kami terus mengikuti pemandu itu menyusuri lorong-lorong yang bersih dan dingin, diterangi lampu-lampu yang berderet rapi di langit-langit. Suara dengungan mesin samar-samar terdengar di kejauhan, menambah kesan futuristik tempat ini. Namun, di balik rasa kagum, ada sesuatu yang terus mengganggu pikiranku.

"Tempat ini terlalu rapi untuk pabrik motor biasa," gumam Raffi sambil melirik ke sekeliling.

Aku mengangguk setuju. "Dan motor yang mereka buat... aku yakin itu yang digunakan penjahat itu sebab memiliki ciri khas yang sama."

Maulana menyipitkan mata, memperhatikan pemandu yang berjalan di depan kami. "Kalian sadar tidak? Kenapa kita mudah sekali mengikuti orang ini?"

"Kita harus hati-hati," bisikku. Mungkin kami terlalu polos. Kebohongan yang kami buat untuk bisa memasuki perusahaan tampaknya kembali ke diri kami dalam bentuk kekhawatiran.

Setelah beberapa menit, kesabaranku mulai menipis. Ucapan Dina terbukti. Aku melihat sendiri motor aneh itu diproduksi disini. Artinya salah satu dari mereka pasti kenal dengan pemilik kendaraan itu.

"Permisi pak. Boleh saya bertanya?"

Pria itu menaruh atensinya padaku, juga dua temanku.

"Silakan."

"Semua motor di sini model asing, bukan? Apakah kalian menjualnya hanya untuk pelanggan tertentu saja?"

Pria itu menyilangkan tangannya di dada, lalu tersenyum tipis. "Tergantung siapa yang bertanya, dan tergantung apa yang kalian cari."

Lihat selengkapnya