Satu minggu kemudian
Aku memutuskan untuk healing. Entah dari insiden penyerangan bapak maupun dari pertengkaran tanpa ujung dengan Tara.
Selama ini aku selalu kesini saat merasa sedih, muak, atau putus asa. Tempat yang selalu bisa menyegarkan pikiranku.
Sebenarnya tempat ini bukan satu-satunya. Tempat yang kumaksud adalah Book Cafe.
Tempat yang sudah berdiri selama 8 tahun ini adalah salah satu tempat yang spesial di hatiku karena hanya disini aku merasakan ketenangan batin yang sulit didapatkan di tempat lainnya bahkan di rumahku sendiri.
Cukup hanya dengan membayar 5 ribu, sudah bisa membaca semua buku yang kalian inginkan. Apa sekarang aku terdengar seperti sales toko buku? Haha, syukurlah kalau begitu. Siapa tahu aku akan direkrut HRD sales karena tulisanku.
Sebenarnya ada alasan lain aku datang kesini. Yang mana alasan itu berkaitan erat dengan kata-kata Raffi kepadaku kemarin.
Tadi malam di grup chat kami (4 serangkai yang bijak). Untuk pertama kalinya Fahmi menyarankan hal yang baik sekaligus buruk. Baik karena aku memang membutuhkannya dan buruk karena itu dosa.
[Presdir Fahmi: Coba kau ajak Lotus berkencan, Yum. Lotus memiliki binar di matanya saat menatapmu tempo hari.]
[Maulana Pandir: Yang benar kau? Gila!]
[Raffi One Punch: Memangnya Kayum berani? Hahaha..!]