40 Hari Terakhir

Nandreans
Chapter #5

Uang dan Pinjaman

“…, sampai sekarang aku nggak bisa tidur dengan tenang.”

Raina yang tengah berada di dalam bus membuka ponsel untuk memastikan apakah arwah gentayangan tersebut benar-benar Randy Bagaskara. Dan di sinilah dia sekarang, menonton acara gosip selebritis di salah satu akun youtube stasiun televisi swasta dengan Joana Dane sebagai Bintang Utama.

“Meskipun jutaan orang ngirimin aku pesan penyemangat dan bilang kalau semua ini bukan salahku, tetap saja ini nggak bisa bikin aku berhenti nyalahin diri sendiri. Kenyataannya, Randy kecelakaan gara-gara aku. Kalau saja aku nggak nolak dia, sudah pasti dia nggak bakalan nekat.”

Raina sebagai penonton mengapresiasi kesigapan pembawa acara yang langsung menyodorkan tisu begitu melihat air mata Joana jatuh. “Jadi, apakah ini berarti kamu masih mencintai Randy?”

Kepala Joana yang sebelumnya tertunduk kemudian diangkat. “Berulang kali aku bilang, bahkan di berbagai acara, kalau sampai saat ini nggak sedikit pun aku berhenti mencintai Randy.”

“Kalau seandainya Randy bisa melihat acara ini sekarang, kamu mau bilang apa?”

“Tolong bertahan, Randy.” Mata Joana yang berkaca-kaca tertangkap dengan jelas oleh kamera, membuat Raina dan para penonton lainnya ikut merasakan kesedihannya, terbukti dari ribuan komentar di kolom komentar akun tersebut. “Aku sayang banget sama kamu. Jadi, tolong jangan siksa aku kayak begini. Aku mau kamu berubah jadi orang yang lebih baik, bukan mau kehilangan kamu lewat kematian.”

Saat layar ponselnya kembali menampilkan laman utama, Raina baru sadar jika air matanya ikut banjir air mata. Karena tidak memiliki tisu, dia pun buru-buru mengelapnya menggunakan telapak tangan, lalu memasukkan ponsel pintarnya ke dalam tas, terlebih saat menyadari bahwa halte tempatnya turun tinggal beberapa puluh meter lagi.

Sebagai anak yang tumbuh di keluarga tidak bahagia, Raina paham betul bahwa sebagai perempuan mereka dilarang cinta buta. Menurutnya apa yang dilakukan Joana sudah tepat, karena memaksakan hidup dan menikah dengan pria problematik hanya akan mengantarkan perempuan pada penderitaan lebih panjang. Dan sialnya, luka tersebut tidak hanya dinikmati oleh mereka sendiri tetapi juga anak-anaknya.

Terkadang Raina bahkan mengandai-andai, kalau saja ibunya tidak terlalu buta dan punya sedikit saja keberanian untuk melepaskan Siswoyo, mungkin dia dan adik-adiknya tidak perlu hidup seperti ini. Raina tidak masalah kalaupun harus tidak dilahirkan ke dunia, asalkan sang ibu bahagia.

Namun, sebagaimana pengandaian lain, semua sudah kadung terjadi.

Itulah kenapa saat mendapati pria baik seperti Leon –yang mau menemani dan berjuang bersamanya –Raina sangat bersyukur. Walau mereka kini masih miskin tetapi setidaknya tak harus ditambahi penderitaaan lewat jalur lain.

Toh, Raina tidak sanggup kalau masih harus menangis akibat dipukuli karena menurutnya, lapar saja sudah cukup menyiksa. Dan atas dasar itu juga lah Raina dan Leon tidak mau buru-buru menikah, meskipun banyak yang bilang keduanya sudah cukup dewasa untuk segera melangsungkan pernikahan. Pun menikah akan membuatnya bebas dari tanggung jawab pada keluarga besarnya.

Karena baik Raina maupun Leon, mereka ingin mengentaskan tanggungan dan hutang-hutangnya dulu, supaya anak-anak mereka nanti bisa hidup dengan tenang tanpa harus diwarisi penderitaan. Cukup keduanya saja yang jadi sandwich genetarion, tidak anak-anaknya.

Semesta seolah mendengar suara hatinya, Raina yang baru sampai di kotrakan kedatangan dua orang pria berbadan besar.

“Benar ini rumah Raina Siswoyo?” tanya salah satu dari mereka.

Raina mengangguk. “Siapa ya?”

“Kami dari Lunasdotcom ingin meminta pembayaran hutang Anda yang sudah menunggak selama dua bulan.”

Mata Raina seketika membulat, kaget. “Hutang? Hutang apa?”

“Pinjaman online.” Pria yang satunya menjelaskan. “Anda telah meminjam sebanyak 5 Juta rupiah pada dua bulan lalu, dan belum melakukan transaksi pembayaran sama sekali sejak saat itu. Terhitung hari ini, berdasarkan bunganya hutang Anda menjadi 15 Juta rupiah.”

“LIMA BELAS JUTA?” Raina mengulang ucapan pria tersebut sambil menelan ludah kasar. Karena jangankan lima belas juta, lima jutanya saja dia tidak pernah melihat sama sekali. “Tapi saya nggak pernah merasa pinjam apalagi ke aplikasi –”

“Lunasdotcom.”

Lihat selengkapnya