Blurb
Sejak pertama kali dia menyapaku lewat media sosial, aku tahu bahwa dia adalah laki-laki dengan segudang tingkah ajaib.
Keajaiban lain dibuktikan saat dia menebak dengan benar bahwa kami akan menjadi teman sekelas di perguruan tinggi.
Dia menjelma dari dunia maya ke dunia nyata.
Hal itu berhasil membuatku, seorang Gya yang berarti kekuatan, pada akhirnya mengakui satu lagi kelemahannya; Cakra Dewandaru.
-----
Dan, untukmu, Cakra.
Terima kasih sudah datang dari kota seberang sehingga aku bisa menulis cerita ini.
Biarkan kata yang tersusun di sini menjadi pengingatku tentang begitu banyak warna yang telah kamu bawa.
Juga, darimu aku belajar.
Pada luas dan rumitnya semesta.
Bahwa yang jauh memang bisa dipertemukan.
Namun, yang dekat tidak pula punya jaminan untuk dipersatukan.
Maka, Cakra, bacalah setiap bab secara perlahan.
Mungkin akan kamu temukan kejujuran yang belum pernah tersampaikan.