Tokyo, 17 Mei 2015
09:00 JST.
“Selamat pagi, kali ini saya akan melaporkan tentang kasus pembunuhan. Diketahui bahwa korbannya adalah salah satu pengusaha tambang terkenal di Jepang yang berusia empat puluh empat tahun. Polisi mencurigai, pembunuhan ini dilakukan oleh salah satu organisasi mafia berbahaya yang menjadi perhatian baru–baru ini. Bukan hanya di Tokyo saja, tetapi di seluruh Jepang.”
•••
Saat ini Tokyo sedang dihebohkan dengan kasus pembunuhan yang dilakukan oleh salah satu organisasi mafia, yang terkenal dengan aksi brutalnya. Menciptakan kengerian dalam masyarakat.
Bahkan, kepolisian dituntut agar dapat menangkap para anggota mafia yang meresahkan tersebut. Masyarakat sangat takut jika orang–orang yang tidak bersalah malah akan menjadi korban selanjutnya atau bisa saja diri mereka serta keluarga mereka yang akan menjadi korbannya.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa organisasi ini sangatlah berbahaya. Mereka tidak segan untuk menghabisi siapa saja yang mereka anggap sebagai musuh bahkan sebagai pengkhianat.
Mereka juga melakukan beberapa aktivitas ilegal, yaitu; penjualan obat terlarang, penjualan senjata api ilegal, perdagangan manusia. Selain itu, terdapat beberapa bisnis yang mereka jalani seperti; club malam, rumah sakit, dan hotel.
Organisasi ini dikenal dengan sebutan ‘Akuma’ yang berarti iblis, namun tentu itu bukanlah nama asli dari organisasi mafia yang dimiliki oleh kelima orang yang sangat dihormati dan disegani. Sampai saat ini identitas dari kelima orang tersebut belum diketahui sosoknya.
Mereka mempunyai pengikut yang sangat banyak dan tersebar di berbagai wilayah Tokyo, bahkan sudah mempunyai banyak kolega hingga ke luar negeri.
Mereka memiliki ciri khusus, yaitu tato bergambar dua buah pedang yang menyilang dengan tangan memegang pistol di bagian depannya.
Pengikut mereka pun semakin lama semakin bertambah, tentu hal itulah yang dibutuhkan mereka agar semakin bertambah kuat. Memperluas wilayah kekuasaan hingga ke seluruh Jepang, itulah target yang ingin mereka capai.
Pihak kepolisian yang hari ini menangani kasus pembunuhan yang dilakukan oleh mereka pun masih belum menemukan motif sesungguhnya, apakah karena balas dendam atau ada alasan lain yang membuat mereka menghabisi nyawa orang lain secara sadis dan brutal.
Dari pihak kepolisian juga kesulitan untuk mendapat informasi lebih tentang organisasi yang mendapat julukan Akuma ini, lantaran para informan yang ketahuan sewaktu–waktu bisa saja mendapat risiko besar seperti disiksa lalu dihilangkan nyawanya agar identitas mereka yang sebenarnya tidak terkuak.
Baru–baru ini terdapat dua informan yang ditugaskan, namun berakhir ketahuan oleh salah satu anak buah dari sang pemimpin. Kemudian, berakhir dengan kehilangan nyawa akibat terus menerus disiksa dengan cara yang kejam.
Beberapa anggota tubuh dan organ dari kedua informan tersebut diambil, lalu dikirim ke kantor kepolisian yang terletak di 2 Chome-1-1 Kasumigaseki, Chiyoda City, Tokyo 100-8929, Jepang. Hal ini membuat seluruh pihak kepolisian yang ada di seluruh Jepang menjadi geram saat mengetahuinya dan beranggapan bahwa sang akuma seolah sedang menantang mereka. Dipermainkan oleh sekumpulan bocah yang bermain di dalam dunia gelap—kriminal.
•••
【Flashback】
Tokyo, 01 Mei 2015
14:00 JST.
Hari ini salah satu kantor kepolisian yang ada di daerah Tokyo dibuat terkejut dengan sebuah laporan yang menyatakan bahwa dua anggota mereka yang ditugaskan sebagai informan untuk mengetahui identitas dari sang Akuma, ditetapkan sebagai korban pembunuhan.
Pihak kepolisian dibuat terkejut dengan adanya sebuah paket misterius. Paket itu mengeluarkan bau anyir, disertai dengan beberapa potongan tubuh dan beberapa organ manusia di dalamnya.
Sontak saja hal ini membuat semua yang ada di ruangan kantor kepolisian langsung mengerubungi paket tersebut, ingin mengetahui tentang apa yang sebenarnya terjadi. Ketika paket tersebut dibuka oleh salah seorang petugas kepolisian, betapa terkejutnya semua orang yang ada di sana.
Di dalam kotak itu terdapat organ dan potongan tubuh yang masih utuh, beberapa lembar foto, dan sebuah kertas yang berisikan kalimat: ‘Menyenangkan, bukan? Ingin bermain? Kalau begitu, cari dan tangkap. Kita lihat, siapa yang akan menang nantinya.’
Petugas kepolisian yang tadi membuka paket langsung mengenali sosok dua korban yang ada di dalam foto, kemudian berujar,“Bukan 'kah ini Pak Yamada dan Pak Tanaka?”
“Kejam sekali.” Sahut petugas lain.
“Apa maksud dari semua ini? Apa mereka melakukan ini karena tidak ingin identitas mereka terbongkar?” Tanya seorang petugas yang berusia dua puluh lima tahun.
“Tapi... bagaimana mereka berdua bisa ketahuan? Padahal, penyamaran mereka sudah sangat sempurna dan terbilang sangat profesional!”
Semua pertanyaan memenuhi benak masing–masing, mencoba untuk mencari tahu semua kemungkinan yang ada.