Seorang pemuda dengan warna mata hitam, rambut coklat dengan warna biru di bawahnya, sorot mata tajam, pendiam juga merupakan anak dari seorang dokter dan perawat di sebuah klinik yang ada di desa Chizu. Merupakan otak perencana strategi dari sang Akuma.
Ia tinggal di desa yang sama dengan Quon, keluarganyalah yang telah membantu mengobati ayah Quon meskipun pada akhirnya tak terselamatkan.
Ayahnya adalah seorang dokter yang terkenal sangat baik dan peduli pada warga di sekitar desanya, begitu pula dengan sang ibunda. Bisa dibilang, keluarganya adalah keluarga berkecukupan. Hal ini didukung dengan pendidikan yang tinggi dari kedua orang tuannya.
Satu rahasia yang sampai saat ini dirinya belum ketahui ialah, statusnya yang bukan merupakan anak kandung tetapi anak hasil adopsi dari sebuah panti asuhan yang hampir bangkrut.
Namun, kedua orang tuanya sangatlah menyayanginya dan menganggapnya sebagai anak kandung mereka sendiri.
Di sekolah, ia adalah siswa berprestasi dan mudah bergaul dengan siapapun. Dulu, ia adalah anak yang ceria dan mempunyai banyak teman. Nama anak itu adalah Kaivan. Bukan nama yang sesungguhnya, tetapi nama tersebut merupakan nama panggilan yang sering disebut oleh kedua orang tuanya.
Kaivan mendapatkan tubuh yang atletis pada saat SMA, dikarenakan dirinya yang rajin menjaga pola makan dan sering berlatih olah raga seperti berenang juga bermain basket. Di tahun keduanya, ada seorang murid laki–laki pindahan yang masuk di kelasnya. Murid itu bernama Haruki—Haruki Sawaka.
Haruki merupakan murid pendiam dan kutu buku juga merupakan siswa berprestasi, sama seperti Kaivan. Teman pertama yang dimiliki Haruki di sekolah barunya adalah Kaivan, awalnya Haruki merasa takut dan terintimidasi dengannya. Namun setelah Kaivan meyakinkan Haruki bahwa ia tidak seburuk yang dipikirkannya, Haruki mau menyambut uluran tangan milik Kaivan.
Hal yang pertama kali Haruki sadari saat menyambut uluran tangan Kaivan, tangannya terdapat bekas luka di telapak tangan. Ketika ia bertanya, Kaivan hanya menjawab kalau ia habis membantu pekerjaan ayahnya yang seorang dokter.
Setelah tiga bulan mengenal sosok Kaivan bagi Haruki, Kaivan adalah orang yang baik hati. Selain itu sosoknya adalah seorang yang pekerja keras, mau membantu sesama jika ada kesulitan, terlepas dari statusnya yang merupakan anak seorang dokter dan perawat.
•••
Kaivan pertama kalinya mengundang Haruki untuk main ke rumahnya, awalnya Haruki enggan karena merasa tidak enak. Apalagi ia takut jika orang tuanya Kaivan menganggap kalau anak mereka tidak layak berteman dengannya yang berada pada ekonomi rendah.
Kaivan terus menerus meyakinkan Haruki, sampai akhirnya Haruki mau main ke rumahnya.
Orang tua Haruki menyambut baik kehadirannya, bahkan menawarinya beberapa makanan dan minuman. Tetapi, Haruki masih menjaga sopan santunnya. Dirinya merasa tidak enak dan merasa telah merepotkan orang tua Kaivan juga Kaivan sendiri. Namun lagi–lagi, hal itu membuat Kaivan meyakini Haruki untuk tidak bersikap terlalu formal bahkan merasa tidak enak padanya atau keluarganya.
Haruki sangat menghormati Kaivan dan keluarganya. Menurutnya, Kaivan tidak seperti orang–orang yang telah membully dan menghinanya serta keluarganya hanya karena ekonominya yang berbeda. Justru, Kaivan yang telah banyak membantu dan menolongnya.
•••
Pada suatu ketika, Haruki sengaja menunggu Kaivan di halte bus menuju ke sekolahnya. Di saat ia sedang menunggu Kaivan, tiba–tiba ada beberapa orang yang ia kenal langsung menghampirinya. Merangkul dan membawanya ke sebuah gang sempit nan sepi.
Wajahnya dipukuli oleh anak lelaki dengan surai yang diwarnai dengan warna blonde, ditendang perutnya oleh lelaki bertubuh gempal dan terakhir disundut rokok di bagian leher kiri oleh lelaki dengan seragam yang sengaja dikeluarkan sebelah.
Kaivan yang sedari tadi menelpon Haruki namun tidak kunjung diangkat, akhirnya mulai mencarinya. Hingga ia menemukan Haruki yang tergeletak lemas dengan luka yang ada di sekujur tubuhnya serta bagian seragam yang terkoyak.