612 Hours

Dya
Chapter #4

Crush On You

Hari ke 6

Love me don't hurt me

Just kiss me don't burn me

And I'll be yours, 

I'll be yours, baby

Sesaat setelah bait terakhir Kyra dengar, pintu kamar inapnya terbuka sedikit dan tampaklah wajah cantik kakak sepupunya.

"Permisi, Nona Kyra. Apa aku bisa mengganggumu?" Sapanya lirih.

"Kak Binar!" Seru Kyra senang melihat Binar, kakak sepupunya sekaligus kakak dari Bintang datang menjenguknya.

"Maafkan aku, aku baru menjengukmu hari ini" Binar memeluk Kyra setelah mencapai tubuh mungil adik sepupunya.

"Hmm, itu berarti Kak Binar harus menerima hukuman dariku."

"Jadi hukuman apa yang akan saya terima Nona?" Tanya Binar dengan wajah dibuat memelas.

"Kupaskan apel ini untukku, Kak" Kyra menunjuk tumpukan apel di atas meja kabinet tak lupa cengiran mautnya yang membuat Binar tidak mungkin menolak permintaan Kyra.

"Baik, untuk adikku ini akan aku lakukan" Binar mencubit hidung bangir Kyra, lalu meraih sebuah apel dan sebuah pisau buah yang diletakkan di sana.

Binar duduk di ranjang Kyra, lalu mulai menguliti apel yang ia pegang. "Apa yang sedang kamu lakukan?"

"Hanya kegiatan yang bisa pengusir sepi dan bosan" Ujar Kyra.

"Bagaimana dedek utun?" Tanya Kyra sambil tangannya mengusap lembut perut rata Binar.

"Itulah, aku terus merasakan mual sepanjang hari. Syukurlah hari ini tidak begitu mual. Makanl dari itu aku bisa datang kemari menjengukmu. Hmm, mungkin aku juga akan menemanimu seharian ini sambil menunggu suamiku."

"Berapa usianya?"

"Sudah memasuki trimester kedua. Mungkin itulah kenapa mualku sudah tidak separah trimester pertama"

"Kak Binar, apa kehidupan pernikahan seindah itu?"

"Apa yang ingin kamu bicarakan, Kyra?"

"Aku tidak pernah melihat Kak Binar dan Kak Hilal bertengkar"

"Kamu itu sok tahu" Binar memasukkan sepotong apel ke mulut Kyra.

Kyra mendelik karena mendapat serangan apel dadakan yang langsung dimasukkan ke mulutnya. "Benar, aku tidak pernah melihat kalian bertengkar, kalian selalu mesra. Apa itu tadi pamer kemesraan di depan gadis cantik yang masih sendiri ini"

Binar terkekeh mendengar protes adik sepupunya.

"Kehidupan pernikahan tidak pernah selalu indah Kyra. Ada kalanya masalah datang. Tinggal bagaimana pasangan itu menghadapi masalah"

"Lalu bagaimana kalian menghadapi masalah itu?"

"Harus bicara. Bicarakan dengan pasanganmu tanpa ada yang ditutupi. Jujur satu sama lain. Jangan dulu melibatkan orang lain dalam masalah kalian. Aku tahu pasti akan ada yang mengatakan aku hanya membual. Tapi itulah yang kami yakini. Jangan memutuskan apapun saat kita kesal. Tenangkan diri sejenak sebelum kembali berbicara. Pastikan gunakan akal sehat bukan hanya perasaan"

"Woah, Kak Hilal harus banyak bersyukur telah menikahimu, Kak"

"Apa kamu berencana akan menikah dalam waktu dekat? Apa kamu sudah punya pacar?"

"Eiy, mana mungkin aku punya pacar, Kak. Aku tidak tahu seberapa lama lagi aku bertahan. Jika kenyataan aku harus terkurung di sini setelah aku mengalami keadaan paling buruk."

"Ssst, kamu akan bertahan. Kamu akan hidup. Suamiku sedang mengupayakan yang terbaik agar kamu bisa mendapat donor yang tepat. Kamu tinggal duduk manis, banyak berdoa, dan jaga kesehatanmu"

"Tapi Kak Binar, jika aku mendapatkan donor jantung, bukankah berarti aku membunuh seseorang untuk mempertahankan hidupku sendiri? Aku tidak mau egois, Kak. Biarkan mereka hidup untuk dirinya dan keluarganya. Kenapa mereka harus berkorban dengan mendonorkan organ penting mereka."

"Kyra, hidup mati seseorang bukanlah di tangan manusia. Jika seseorang mendonorkan organ penting mereka bukan berarti mereka akan meninggal begitu saja. Mereka akan tetap menjalani takdir mereka hingga waktu mereka dengan sendirinya terhenti. Mereka hanya ingin meski tinggal nama namun mereka bisa menyelamatkan banyak nyawa. Apa kamu mengerti?"

Kyra memberengut.

"Sudahlah, kamu tidak perlu memikirkan hal itu. Kamu tidak berada di posisi untuk bertahan dengan egomu. Selama kamu masih ada kesempatan untuk hidup, lakukan, buat orang yang mendonorkan jantungnya untukmu tidak merasa sia-sia." Binar mengusap lembut kepala Kyra.

"Baiklah, Kak."

"Kyra, siapa yang menjagamu selama ini? Aku tidak melihatnya"

"Perawat Linggar, dia sekarang sedang bekerja."

Lihat selengkapnya