612 Hours

Dya
Chapter #12

Lovey Dovey

"Benar-benar gadis nakal" Bisik Linggar

"Kenapa Kakak menyebutku seperti itu? Aku bukan gadis nakal, Kak"

"Bukankah seharusnya aku yang menyatakan cinta padamu terlebih dulu?"

"Heh?" Kyra melepas pelukannya, dan sedikit menjauhkan diri dari Linggar. "M-maksudmu?"

"Aku mencintaimu, Kyra"

"Heh?" Kyra mendadak linglung.

"Bukankah seharusnya aku yang mengatakannya padamu?" Linggar mengulang pertanyaan sebelumnya.

"Eh, tapi kan... Aku pikir...."

"Kamu pikir aku tidak menyukaimu?"

"Bukankah Kak Linggar bilang Kakak menyayangiku sama seperti Kakak menyayangi pasien yang lain?"

"Maafkan aku, aku hanya takut perasaanku tidak kamu balas"

Kyra melipat bibir bawahnya ke dalam. "Jika aku tidak mengatakannya lebih dulu, apa Kak Linggar tetap akan diam saja?"

"Hmm, bisa iya bisa tidak"

"Kenapa begitu? Kenapa harus ragu antara iya atau tidak? Kenapa bukan iya saja atau tidak saja?" Sungut Kyra.

Linggar menjepit belah bibir Kyra dengan telunjuk dan dan ibu jarinya.

"Kamu ini cerewet sekali. Apa sekarang masih harus dibahas?"

"Aku hanya mencintai satu wanita, Kyra. Harus aku akui aku jatuh cinta padamu sejak pertama kali aku melihatmu"

Rona merah jambu menghiasi pipi Kyra. "Benarkah?"

"Aku rela melakukan apapun asal kau tetap tersenyum seperti ini"

Kyra mendelik. Ada rasa tidak suka sekaligus sedih menyeruak di relung hati Kyra setelah mendengar kalimat Linggar.

"Kak Linggar, kenapa seperti terdengar Kakak sedang berpamitan padaku akan meninggalkanku?"

"Kyra, kita semua tidak tahu sampai kapan kita hidup. Jika kamu merasa hidupmu sudah akan berakhir karena kamu sakit, maka orang yang dalam keadaan benar-benar sehat pun bisa tiba-tiba pergi selamanya"

"Kak Linggar, bukankah Kakak pernah mengatakan tidak akan meninggalkanku?"

"Ya, aku tidak akan meninggalkanmu, sayang"

Kyra tersenyum. "Kak Linggar memanggilku apa?"

"Apa?"

"Itu tadi Kakak memanggilku apa?"

"Kyra? Pasien Kyra?"

"Ish, Kak Linggaaaarrrr"

Linggar terkekeh. "Iya sayang"

"Lagi"

"Sayang"

"Lagi"

"Iya, Kyraku sayang"

Kyra hendak memeluk Linggar lagi.

"Hei, apa kamu punya hobi memeluk orang?"

"Tidak, aku memelukmu karena Kak Linggar kekasihku"

"Sejak kapan kita sepasang kekasih?"

"Ehm, itu..."

"Saling menyatakan cinta apa itu berarti menjadi sepasang kekasih?"

Kyra tertunduk kecewa. Bahkan setelah ia membuang rasa malunya hanya untuk mengatakan perasaannya pada pria rupawan itu.

Dan pria tersebut juga menyatakan cinta padanya, nyatanya Linggar malah tidak menganggap hubungan ini menjadi satu tingkat lebih tinggi dari hubungan perawat dan pasien.

Cup

Lihat selengkapnya