612 Hours

Dya
Chapter #8

Wishing You Many Candles to Come

Hari ke 13

Kyra sedang berlutut sambil bertopang dagu. Ia tersenyum meski sinar matahari pagi dari balik jendela kaca kamar rawat inapnya, menerpa wajah ayunya yang masih tampak pucat.

“Eungghh” Lenguhan khas orang bangun tidur. Sang pelaku menggeliat dambil meregangkan otot tubuhnya kaku. Perlahan ia membuka kedua matanya.

“Selamat pagi, Kak Linggar” senyum Kyra semakin lebar hingga kedua matanya menyipit.

Linggar terlonjak kaget hingga ia langsung terduduk dari berbaringnya. “Mengagetkanku saja?”

“Aku bukan hantu Kak, tidak perlu terlalu terkejut seperti itu” Kyra bangkit dari berlututnya lalu duduk di samping Linggar.

“Kamu tidak mimpi buruk lagi? Kenapa tidak membangunkanku?”

Kyra tersenyum dan menggeleng, lalu menoleh menatap Linggar di sampingnya. “Tidak lagi Kak. Mungkin karena ayah ingin aku mengunjunginya.”

“Syukurlah kalau begitu” Linggar mengusap kepala Kyra.

“Terima kasih” ucap Kyra lirih.

“Terima kasih untuk apa?”

“Selama ini menjagaku, rela terjaga hanya agar aku tidak lagi mimpi buruk, menemaniku mengunjungi ayah.”

“Hmm”

“Kenapa cuma hmm, Kak?”

“Kamu tahu kenapa aku melakukannya?”

“Pasti karena terpaksa.” Kyra melipat tangannya lalu membuang pandangannya ke lantai.

“Bukan, karena aku menyayangimu.”

“Iya, karena aku pasienmu. Sudahlah, Kak Linggar harus bekerja bukan. Bersiaplah” Kyra beranjak dari duduknya.

“Kamu marah”

“Marah dalam hal apa, Kak? Kak Linggar bilang aku harus mengelola emosi dengan baik. Aku sedang melakukannya.”

“Kyra, setelah kamu makan pagi nanti, aku ingin pulang sebentar, nanti siang aku akan kembali ke sini. Apa ada sesuatu yang kamu perlukan?”

Kyra sudah naik ke ranjang, duduk bersila dengan selimut menutupi kakinya. “Bisakah Kak Linggar membelikanku buku sketsa atau semacamnya? Aku ingin menggambar sesuatu”

“Akan aku belikan nanti. Ada lagi?”

“Aku rasa hanya itu. Maaf merepotkanmu, Kak”

**

Dokter Oki mendatangi kamar Kyra ditemani oleh perawat Maya.

“Hai, Kyra” sapa Oki dengan ceria.

“Hallo juga Dokter Oki”

“Bagaimana perjalananmu kemarin? Menyenangkan? Jika bersamaku aku akan jamin pasti lebih menyenangkan.”

“Aku lega sudah bertemu dengan ayah. Aku juga sudah tidak mimpi buruk lagi”

"Kamu mimpi buruk? Ada apa?"

"Tidak ada apa-apa. Hanya mimpi, mungkin karena aku terlalu lelah dan bosan terkurung di sini."

"Kamu bisa ke taman jika bosan di sini."

"Dokter Oki, berapa lama lagi aku harus menjalani perawatan di rumah sakit ini?"

"Sabar, Kyra. Jika kamu mendapatkan jantungmu, kamu pasti akan segera keluar dari rumah sakit ini."

"Apa Kak Hilal sudah mengabari dokter Oki? Aku sama sekali tidak bisa menghubunginya."

"Belum, kamu berdoa saja, semoga cepat ada kabar baik."

Kyra mengangguk lemah.

"Di mana perawat Linggar?" Tanya Oki.

"Dia pulang, nanti siang baru kembali"

"Baiklah, jika ada apa-apa segera hubungi perawat jaga, atau hubungi aku aku segera ke sini. Maaf aku tidak bisa menemanimu."

"Tidak masalah dokter Oki. Pekerjaanmu pasti sangat banyak."

"Oh, perawat Maya untuk sementara tolong temani Kyra sampai perawat Linggar kembali lagi ke sini."

"Baik, Dok?"

Dokter Oki dan Perawat Maya meninggalkan ruang rawat inap Kyra.

Tak berapa lama perawat Maya kembali.

Lihat selengkapnya