6nam

Nikodemus Yudho Sulistyo
Chapter #24

Rumah Hantu: Kaki

Kumang dan Steven Ongadri menyusul masuk ke wahana Rumah Hantu itu beberapa menit kemudian. Kumang sudah menggelayut di lengan Steven Ongadri sejak awal masuk ke gerbang taring raksasa wahana horor tersebut. Bagaimanapun, Kumang tetap memiliki rasa takut meski tak sebesar Felisia Setyarini. Sehingga, pelukannya di lengan Steven Ongadri adalah bentuk spontanitas belaka, tidak mewakili perasaan ataupun kesengajaan. Kumang sedari awal memang berniat menggoda Steven Ongadri untuk membuktikan bahwa sahabat laki-lakinya itu memang memiliki niat busuk untuk mendekatinya, juga sebagai bukti bahwa sepupu perempuannya memiliki hubungan khusus secara sembunyi-sembunyi dengan Steven Ongadri.

Kejutan demi kejutan membuat Kumang terpekik beberapa kali. Steven Ongadri menahan tawanya demi menghargai Kumang dan membuat gadis itu percaya kepadanya. Saat ini ia harus menjadi sosok pelindung yang bisa dipercaya karena berani dan jantan. Jeritan Kumang yang tidak berlebihan itu membuat Steven Ongadri gemas. Dalam keremanangan cahaya yang menyelip di lembaran kain-kain menjuntai menyapa wajah cemas Kumang. Kecantikan gadis itu tak pernah berkurang apalagi luntur sedikitpun.

Dalam kecemasan, ketakutan dan ketidaknyamanan, raut wajah Kumang yang mengerut menciptakan sensasi polos dan lemah. Gadis ramping nan jenjang itu bagi Steven Ongadri tampak bagaikan seorang perempuan yang rapuh, membuatnya ingin melindungi, memeluknya erat serta menenggelamkannya di dalam hasrat asmaranya yang terlalu menggebu-gebu.

Steven Ongadri tidak ketakutan. Bahkan keterkejutannya tidak berlebihan. Ia merasa dirinya invincible alias tak terkalahkan dalam hal-hal semacam ini. Ia juga fearless, tanpa rasa takut. Ia menganggap dirinya sendiri adalah seorang lelaki sepenuhnya yang berani, tangguh dan dapat diandalkan dalam segala hal. Sakti Soeryati boleh saja si perancang proses berjalannya acara perlarian ini, tapi masalah mengemudi misalnya, atau keputusan-keputusan yang penting, Steven Ongadri merasa dia adalah yang paling terdepan. Mungkin sebagai sosok alfa dalam kelompok ini.

Sakti Soeryati pernah mengatakan kepadanya setengah bercanda bahwa kekasihnya tersebut adalah seorang control freak, alias orang yang haus akan kendali. Bisa saja ia adalah seorang pemimpin, tetapi bisa saja sosok orang yang hanya ingin memerintah dan mengendalikan orang lain sebagai bentuk pemuasan diri.

Untuk sekarang, Steven Ongadri hanya menganggap dirinya sebagai seorang pelindung bagi sang putri pujaan hati, Kumang. Dan ini bukanlah masalah besar.

Aksesoris pocong-pocongan, darah-darahan, kain kafan-kain kafanan atau potongan kepala bergelantungan membuat Kumang bergidik dan menjerit tertahan. Tidak separah Felisia Setyarini, tapi cukup membuat tubuh ramping itu menempel erat di lengan Steven Ongadri yang hampir bergeming setiap kejutan datang menyerang.

“Stev, ayo cepetan jalannya. Semakin cepat semakin bagus,” ujar Kumang ketakutan.

“Tenang, Kumang. Mereka cuma orang yang pura-pura jadi hantu. Mereka tidak akan melukai kita. Lagipula, kita sudah bayar tiketnya, sayang ‘kan kalau harus cepat-cepat selesai,” ucap Steven Ongadri, seperti tak bisa menghindarkan diri dari kesombongannya sebab tak ada satupun kejutan yang membuat dirinya mundur apalagi ketakutan.

Namun, Kumang, seperti layaknya seorang gadis umumnya, sungguh khawatir dan penuh rasa takut. Ia benci jump scare, ia tak suka gambaran mengerikan yang menempel di dinding lorong dan bersembunyi dari balik kegelapan. Ia menyesal dengan jemawa beranggapan bahwa ia sanggup masuk ke dalam wahana Rumah Hantu ini. Awalnya ia berpikir ia tak sendiri dan sekarang masih siang terang benderang. Nyatanya, Rumah Hantu seakan memiliki dunia dan waktunya sendiri yang tak tersinkroniasi dengan semesta di luar sana.

Steven Ongadri tak bisa menutupi senyum lebarnya ketika melihat sosok mengambang di depan mereka. Lorong ini menurut perkiraannya adalah lorong terakhir dari wahana karena selain lebih lebar dibanding lorong-lorong sebelumnya, ada secercah cahaya terlihat menjadi latar belakang sosok itu yang seperti berasal dari bagian luar wahana.

Lihat selengkapnya