6nam

Nikodemus Yudho Sulistyo
Chapter #44

Empat

Steven Ongadri tidak bisa menikmati dengan baik ramen yang ia sedang santap sekarang. Padahal sudah berhari-hari ia membayangkan dan merencanakan untuk makan shouyu ramen yang terdiri atas komposisi kuah dari kaldu ayam dan kecap. Ia bahkan sudah berkali-kali mengatakan keinginannya makan ramen di kota tempat mereka berliburan itu dengan Sakti Soeryati sebelumnya.

“Di sini ramen kan banyak, sayang,” ujar Sakti Soeryati waktu itu.

“Iya, tapi ada satu tempat makanan ramen yang beda di sana. Tempat itu tidak hanya menjual ramen, tapi juga udon, jadi, kita bisa sekalian pesan dua. Aku bisa cicipi udon yang kamu pesan juga,” jawab Steven Ongadri bersemangat.

“Dasar!” balas Sakti Soeryati sembari mencubit pinggang Steven Ongadri manja.

Namun, sekarang yang terjadi, kuah asin yang dibuat menggunakan fermentasi kacang kedelai dan kecap dari rempah khusus seperti seafood dan jamur kering itu seperti tak menggugah seleranya. Di sisinya, Sakti Soeryati juga sudah memesan udon sesuai rencana mereka semula, yaitu hiyakake udon: udon kuah yang dihidangkan dengan didinginkan terlebih dahulu dan disiram kuah dashi dingin. Harusnya kenikmatan ini sempurna adanya.

Meskipun begitu, Steven Ongadri tentu masih cukup pandai bersandiwara dengan mencicip udon sekaligus menawarkan ramennya kepada Sakti Soeryati dengan terlihat bersemangat. Namun, lidahnya hanya menawarkan rasa hambar. Seakan kenikmatan makanan itu tidak berhasil disalurkan syaraf-syarafnya menyengat otak, dan malah rontok di tengah jalan.

Ia sejatinya resah dan gelisah dengan pembicaraan mengenai Andini Sekartaji di chat group yang dibuat Sakti Soeryati sejak kemarin. Harusnya masalah itu sudah hilang lenyap ditelan bumi. Masa satu tahun setelah Kanigara Gatra menyatakan cintanya kepada Andini Sekartaji harusnya sudah cukup untuk menghapus kisah diantara mereka. Nyatanya, nama itu terus-terusan menempel di hidupnya bagai seekor lintah.

“Sayang, aku ke toilet dulu, ya,” bisik Sakti Soeryati begitu dekat dengan telinganya.

Steven Ongadri tersentak terkejut. Ia hampir saja marah karena Sakti Soeryati memanggilnya dengan ‘sayang’ di tempat umum, apalagi ketika saat ini mereka sedang bersama para pelarian.

Sakti Soeryati juga tak kalah kagetnya dengan reaksi ini. Ia sempat menangkap perubahan raut wajah pacar gelapnya itu. Namun dalam sepersekian detik Steven Ongadri yang sadar segera tersenyum, kemudian menyentuh lengan Sakti Soeryati pelan. “Iya, iya. Bikin kaget aja sih,” ujarnya.

Sakti Soeryati menghela nafas, lega karena tidak terjadi sesuatu yang perlu mengkhawatirkannya.

Steven Ongadri memandang punggung para gadis yang sama-sama pergi ke toilet. Felisia Setyarini paling depan, diikuti oleh Kumang dan Sakti Soeryati yang berjalan berdampingan sambil mengobrol.

Meski masih berusaha untuk tak ambil pusing dengan Andini Sekartaji, tak sengaja, Kanigara Gatra juga melihat Andini Sekartaji berjalan menyusul ketiga teman perempuannya itu.

Lihat selengkapnya