7 BULAN MENUJU PERNIKAHAN

Sahrun Rojikin
Chapter #3

Bab III

Di sebuah taman dekat cafe, Asoka dan Aniela duduk beristirahat di kursi panjang selepas menghabiskan waktunya untuk berjalan-jalan disekitar taman itu.

“Gimana kantor barunya?”

“So good, setiap pagi selalu tersedia teh tanpa gula di meja kerja aku”

“Bukannya setiap kantor emang gitu ya Ka?”

“Yang buatin teh aku tuh beda, bukan office boy”

“Oh ya? Terus siapa dong?”

“Namanya Arini, partner kerja aku, dia yang selalu buatin aku teh di kantor”

“Oh... Arini... Naksir kamu kali” kata Aniela dengan nada sedikit cemburu

“Nggak lah, kalaupun naksir, aku nggak bakalan mau”

“Kenapa nggak mau?”

“Karena namanya bukan Aniela”

“Kalo dia ganti nama jadi Aniela gimana?”

“Aku tetep nggak bakalan mau”

“Kenapa?”

“Karena Aniela yang kucinta Cuma satu yaitu, Aniela Putri Aurora”

“Emang yah kamu nggak pernah berhenti gombal, dasar..”

“Setelah ini kamu mau ngapain La?”

“Aku pengin lanjut S2 diluar negeri”

“Harus diluar negeri?”

“Nggak juga sih.. Cuma pengin punya suasana yang beda aja,”

“Jangan La”

“Kenapa nggak boleh?”

“Kamu nggak akan bahagia disana”

“Kok gitu?” tanya Aniela memicingkan matanya

Seketika Asoka membalikan badannya tepat menghadap Aniela, matanya tajam memandang Aniela,

“Karena menurut penelitan dan riset profesor Doctor Asoka Datakapentas, pusat kebahagiaanmu itu ada di Jogja, tepatnya ada di depan kamu sekarang. Nah kalo kamu jauh dari pusat kebahagiaanmu, efek sampingnya berbahaya La, kamu bisa nangis setiap hari, kamu bisa kepikiran sampe nggak mau makan, kamu jadi kurus kering, dan yang paling berbahaya, Kamu bisa kena penyakit yang namanya, Rindu.”

“Ngaco kamu” ucap Aniela masih memicingkan matanya

“Serius.. kalo kamu kena penyakit itu.. berat La.. kamu nggak akan kuat. Biar aku aja.”

“Kalo berat kan bisa digotong bareng sama kamu” Aniela tersenyum dan kembali ke posisi duduk semula

“Sekarang udah jago gombal yah”

“Kan belajar dari kamu”

“Eh kapan aku gombal?”

“Hampir setiap saat,” Aniela bergegas pergi meninggalkan Asoka dan menuju cafe.

“Eh aku tuh nggak gombal yah, aku itu jujur dari hati yang paling dalam,” ucapnya sambil membereskan tasnya kemudian mengejar Aniela.

**

Sesampainya di cafe mereka memesan jus buah dan beberapa makanan. Terdengar aneh memang, tapi begitulah, selepas mereka berjalan-jalan di taman, mereka selalu menyempatkan minum jus di cafe yang menyediakan jus buah.

Asoka dan Aniela adalah orang yang sangat peduli dengan kesehatan, karenanya mereka sangat menghindari makanan atau minuman bergula dan berkafein.

“Tau nggak La, kemarin aku dapet reward dari bos aku, dapet bonus gaji 20 persen.”

“Berarti kamu yang traktir aku hari ini.”

“Bukan hanya itu, tabunganku untuk nikahin kamu juga makin bertambah” sembari mengacungkan dua jempol tangannya

“Nikahin aku? Emang aku mau?” ledek Aniela

“Harus mau La, kalau kita nggak nikah tuh bisa nyebabin es di kutub utara mencair, lapisan ozon menipis, dan bahkan bisa kiamat.”

“Lama-lama kamu kaya Dilan yah!”

“Asoka La, bukan Dilan”

“Terserah kamu aja Dilansoka”

Tiba-tiba handphone Aniela berdering,

“Siapa?” Tanya Asoka

“Mamah,” jawab Aniela

“Yaudah buru angkat”

“Iyah”

Aniela mengangkat telfonnya,

“Halo mah?”

“Kenapa mah?”

“Beli kado buat ulang tahun ayah?”

“Nanti sore aja yah mah ini Aniela lagi makan sama Asoka,”

“Iya mah, iya nanti sekalian sama Asoka”

Aniela menutup telfon.

“Ayah udah pulang?” tanya Asoka.

“Udah, dari kemarin”

“Nanti sore ikut nyari kado ulang tahunnya ayah buat acara nanti malem yah”

“Oh.. mau sekarang aja?”

“Nanti aja, kita kan baru makan”

Asoka dan Aniela melanjutkan makan mereka, namun ditengah-tengah mereka makan, tiba-tiba Arini rekan kerja Asoka datang menyapa,

“Hey Ka,” sapa Arini

“Hey Rin,” balas Asoka

“Kebetulan nih ada kamu. Kita bahas revisian proposal projectnya pak Angkasa yuk, sekalian aku ikut makan bareng.”

“Mmmhh kayaknya...” 

“Kayaknya setelah dipikir pikir mending aku sama mamah nyari kadonya sekarang aja deh, takut keburu tokonya tutup.”

“Oh yaudah yuk”

“Aku sendirian aja, kamu kan ada kerjaan”

“Nggak, ini bisa aku selesaiin nantian”

“Ka... minggu depan harus udah jadi loh, mumpung kita udah ketemu disini,” kata Arini

“Tapi kan ada hari lain rin, ini aku mau nemenin Aniela cari....”

“Udah nggak papa, aku sama mamah aja beli kadonya, yang penting pas acaranya kamu dateng yah, soalnya setelah acara, ayah langsung berangkat lagi ke luar negeri,” Kata Aniela.

“Nggak papa La?”

“Iya nggak papa, jam delapan malem udah disana yah”

“Aku janji, Hati-hati yah La”

“Iyah”

Aniela pergi meninggalkan Asoka dan Arini, ia pulang dan menemui mamahnya.

“Mah... ayah mana?” tanya Aniela

“Lagi tidur di kamar,” jawab mamah Aniela sedikit bingung karena Aniela pulang lebih cepat,

“Katanya cari kadonya sorean aja?”

“Keburu tutup tokonya”

“Terus Asoka mana? Katanya mau ikut?”

“Lagi ada kerjaan mendadak, ayo buruan mah, sekarang mamah ganti baju terus berangkat, nanti tokonya keburu tutup loh”

“Tapi Asoka dateng kan ke acaranya?”

Lihat selengkapnya