/wedding concept/
Asoka dan Aniela tiba di sebuah wedding organizer, dan bertemu dengan seorang laki-laki bertampang sangar, tubuhnya dipenuhi dengan tatto, namun sedikit ngondek.
“Selamat datang di wedding organizer kami, pilihan yang tepat karena kalian telah memilih dan mempercayai kami untuk merancang pernikahan spektakuler kalian.”
“Saya Roy, kalian bisa panggil saya, mas Roy.”
Mas Roy menjabat tangan Asoka.
“Saya Asoka mas, dan ini Aniela” jawab Asoka sekaligus mengenalkan Aniela kepadanya.
“Baik, perlu kalian ketahui, selain kami menyediakan jasa sebagai wedding organizer, kami juga sering menawarkan properti pernikahan untuk syuting film-film loh, seperti film Sabar Ini Ujian, Teman Tapi Menikah, Bumi Manusia dan masih banyak film lainnya.”
“Itu semuanya sewa dari sini mas?”
“Ya nggak lah, kan saya bilang sering menawarkan, saya tawarkan tapi nggak ada yang mau. Tapi tenang saja, banyak kok pengantin-pengantin yang memilih WO kami.”
“Baik, kalau begitu apakah ada yang bisa saya bantu?”
“Oh saya mau nentuin konsep pernikahan saya dulu mas Roy, bisa lihat referensi dan portofolionya?”
“Oh ya sangat bisa, jangankan portofolio, pengantinnya saya datangkan kesini untuk testimoni juga bisa. mari saya perlihatkan portofolio kami.”
Asoka dan Aniela diperlihatkan portofolio mereka.
“Nah ini foto-foto dokumentasinya,”
Asoka dan Aniela melihat-lihat foto-foto pernikahan.
“Bagus-bagus ya,” kata Aniela.
“Kamu suka yang mana La?” Tanya Asoka
“Yang ini bagus,” kata Aniela menunjuk pernikahan dengan konsep Romance Classic.
Aniela melihat lembar demi lembar foto-foto pernikahan.
“Ini juga bagus, full coulur. Jadi lebih terkesan meriah.”
“Terlalu heboh La, kan kamu tau aku lebih suka yang simpel tapi elegant.”
Selesai melihat-lihat Asoka meminta portofolio yang lain.
“Mas Roy?”
“Iya ada apa mas?”
“Saya bisa lihat yang lainnya?”
“Oh tenang saja, kami memiliki ratusan lebih referensi untuk kalian,”
“sekarang saya akan tunjukan dokumentasi video kami, ayo ikut saya.”
Aniela dan Asoka ikut mas Roy ke suatu ruangan yang tampak seperti bioskop, dengan layar selebar layar bioskop, seluruh isi ruangan persis seperti gedung bioskop.
“Selamat datang di pemutaran portofolio video kami.”
“Ka, kita nggak lagi di bioskop kan?”
“Nggak salah kita pilih WO ini La.”
“Silahkan duduk calon pengantin.”
“Eh bukan saya calonnya” kata Aniela.
“Bukan kamu?” tanya mas Roy.
“Oh ini kok, ini calon pengantin saya” jawab Asoka.
“Asoka!” bisik Aniela.
“Udah nggak papa, daripada nanti ribet jelasin ke dia” Asoka berbisik balik.
“Oh iya mas, kami calon pengantinnya” kata Aniela pada mas Roy.
“Oh... kirain mantannya. kan nggak mungkin, ada orang yang ikut mempersiapkan pernikahan mantannya. Orang bego macam apa kalo ada” Kata mas Roy sembari mempersiapkan pemutaran video.
Aniela sangat jengkel tetapi ia menahannya. Asoka tahu kalau Aniela jengkel, ia hanya cengar-cengir lalu berbisik padanya,
“Sabar La, sabar...”
“Awas aja si ngondek itu ngomong gitu lagi, aku gampar dia!” Aniela ngedumel.
Asoka dan Aniela duduk di bangku penonton.
“All ready?” kata mas Roy kepada tim pemutar videonya.
“Ready” sahut tim pemutar video serentak.
“Lampu matikan” pinta mas Roy.
Kemudian lampu seisi ruangan mati kecuali layar lebar yang terpampang di depan.
“Setiap akan penayangan, lampu akan kami matikan supaya bisa lebih fokus dan menikmati video yang ada di layar,”
“Baik, untuk calon pengantin, kami akan tunjukan beberapa dokumentasi client kami. Langsung saja kita putar dokumentasi pertama kita, dengan konsep pernikahan Garden Party.”
Video diputar, Asoka dan Aniela menonton video dokumentasi dengan konsep Garden Party yang mewah namun terkesan biasa saja bagi mereka.