/Souvenir/
Asoka dan Aniela berjalan-jalan di Malioboro. Mereka melihat-lihat hiasan, pernak-pernik dan miniatur untuk inspirasi dalam menentukan souvenir pernikahan Asoka.
“Souvenir pernikahan itu emang penting ya Ka?”
“Souvenir itu akan menjadi simbol pengingat sebuah pernikahan La, karena itu aku mau souvenir ini bukanlah souvenir yang biasa, yang orang lain akan buang sepulang menghadiri pernikahanku. Akan ku buat souvenir ini setiap orang yang memilikinya selalu ingat dengan hari bahagiaku, hari dimana aku mengucapkan janji suci seperti sepasang merpati.”
Asoka dan Aniela berhenti di sebuah penjual hiasan interior dan minatur.
“Pak, aku mau tanya, minatur-miniatur seperti ini, apa bisa di custom?” tanya Asoka memegang miniatur becak yang terbuat dari kayu.
“Kalo saya nggak bisa mas, tapi saya punya kenalan orang yang buat-buat miniatur kaya gini.”
“Bapak tau alamatnya dimana?”
“Tau mas, sebentar saya tuliskan dulu” penjual itu menulisakan alamatnya pada sepotong kertas, lalu memberikannya pada Asoka.
Keesokan harinya Asoka mendatangi alamat yang dia dapat dari penjual hiasan di Malioboro. Alamat itu ternyata tertuju pada sebuah desa di Yogyakarta dan membawa mereka ke sebuah rumah sederhana pembuatan minatur. Kini mereka menggunakan motor retro Asoka yang sudah lama tidak ia pakai.
Asoka dan Aniela turun dari motor retronya, baru saja melepas helm, Aniela melontarkan satu pertanyaan kepada Asoka.