7 HARI PERNIKAHAN

Nengshuwartii
Chapter #2

PERNIKAHAN

Hari ini hari yang di tunggu

Bersama kita akan melangkah maju

Bahagia selalu

Yang kuberi bukan hanya cincin

Bukan cuma janji, hidup semati juga saling mengerti

Denagn doa yang suci, saling mengerti juga saling mengisi

Semoga Allah meridhoi kita

Dan tercapai keluarga sakinah mawarda dan warohmah

Selamanya, saling bersama suka dan duka saling bahagia.

Akhirnya rombongan keluarga Pak Kades, Bu Kades dan Mas Ardi mulai memasuki rumah Suli dengan penuh orang dan juga riuh dari iringan pengantin laki-laki. Semua memancarkan wajah yang bahagia terutama kedua mempelai yang terus saja saling melempar senyum, sedikit melirik dan sedikit menahan tawa.

Sedikit sambutan dari kedua belah pihak sudah di utarakan, dari utusan Pak Kades dan juga dari keluarga Suli yang di wakili oleh Pak Rt, beberapa ucapan haru yang di sampaikan ada yang menerimanya dengan sedikit air mata ada pula yang mendengarnya dengan canda, karena hari bahagia tak ingin ada kesedihan yang akan merusak sausana.

Dan ijab kabul mulai di ucapkan memepelai pria, '' Saya terima nikah dan kawinnya Suli binti almarhum Bapak Kasmen dengan mas kawin 10 garam emas dan uang tunai seratus ribu rupiah di bayar kontan.''

Semua orang di lokasi pernikahan sontak berteriak " SAH".

Haru, sedih, lega, dan air mata yang di iringi tawa, bahagia dan doa membanjiri pernikahan Suli dan Mas Ardi, tak kuasa air mata Bu'e pun menangis pilu, lega dan rindu akan suami yang pergi terlebih dahulu yang belum sempat melihat putri kecilnya telah besar dan di persuntting orang. Di temani kang Yoto dan adik kecilnya, mereka saling merangkul lega dan bahagia akan selesainya ijab yang sakral. Mereka sangat bahagia melihat Suli tersenyum gembira dalam pernikahan itu.

Walau ada kesedihan yang tak bisa di sembunyikan oleh Bu'e karena putranya yang lain tidak bisa pulang menghadiri pernikahan adik perempuan satu-satunya. Tapi mau bagaimana lagi jarak dan waktu yang membuat mereka tak bisa bertemu.

Kang Tarjo, Kang Naryo dan Kang Yanto, 3 orang putra Bu'e tidak bisa pulang karena urusan mereka yang tak kunjung selesai, konsep itu sangat cocok sekali dengan kesibukan mereka yang tergolong orang-orang yang peduli tapi hanya di lisan saja, jika masalah pulang akan da seribu alasan yang akan mereka ungkapkan, entah itu ongkos pulang, entah itu kapal tak datang , entah itu urusan belum kelar. Semua siap mereka dalilkan di atas kesibukan yang mererka perjuangkan, melupakan orang tua yang tak kunjung di jumpai.

Lihat selengkapnya