Sejak semalam Mas Ardi tak kunjung pulang, saat Pak Kades mengajak Mas Ardi bicara dan sejak saat itu dia belum juga pulang. Aku dan Bu'e juga menunggu dengan cemas di rumah, bagaimana dia bisa melakukan ini terhadap saya dan keluarga saya. Dia sungguh sangat keterlaluan.
"Bu'e.. Jangan sedih ya, nanti Mas Ardi kalau sudah pulang aku akan tanyakan dengan jelas tentang kejadian semalam, Bu'e yang sabar ya." Suli menyemangati ibunya yang terlihat sangat lelah karena waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam.
"Gak nak, justru kamu lah yang harus sabar, dan iklas ya, kalau minta penjelasan Mas mu jangan emosi dan yang baik tanyanya." Bu'e menasehati putrinya agar tidak terbawa emosi.
"Baik Bu'e, sekarang Bu'e istirahat sudah malam, gak baik angin malam dan Bu'e juga pasti capek seharian ini.'' aku menyuruh Bu'e dan Kang Yoto untuk istirahat, begitu juga aku yang memang kami semua sangat kelelahan setelah acara ini.
Waktu menunjukkan pukul 10 pagi, dan Mas Ardi baru sampai di rumah, dengan menyapa Bu'e, aku dan keluarga, dia izin sebelum bicara dengan yang lainnya, dia ingin bicara dulu dengan Suli terlebih dahulu.
" Dik maaf ya soal kemarin, aku mau jelasin semuanya, cuma aku ne juga gak tau harus mulai dari mana, aku akan coba menceritakan semuanya ke kamu agar kamu gak salah paham, jadi tolong dengarkan dulu semua sampai aku selesai baru bicara baru silahkan kamu bicara."
"Baik lah." Suli dengan yakin ingin mendengarkan semua cerita dari suaminya yang sudah dia tunggu sejak semalam.
Mas Ardi menceritakan siapa wanita itu, dia adalah Sartika mantan kekasihnya. Mereka putus karena tingkah Sartika yang gak bisa di atur, apalagi gak bisa di nasehati membuat Mas Ardi meninggalkan dia dan memilih menikah dengan Suli. Tapi Sartika terus saja mengejarnya, akhirnya mereka putus dua hari setelah Mas Ardi melamar Suli.
Hari itu saat mereka putus mereka ribut besar, awalnya Mas Ardi sudah memaafkan Sartika dan ingin berteman baik saja dengannya, karena mau bagaimana juga Sartika wanita yang baik dan dia juga seorang yatim piatu. Tapi karena Sartika terus saja tidak mau menerima keputusan Mas Ardi untuk menjadikan hubungan mereka hanya teman, terpaksa Mas Ardi memutuskan hubungan mereka dan tidak mau saling mengenal lagi. Dan tindakan Sartika jadi tidak akruan, membuat bapak Mas Ardi sampai ambil tindakan dan mncoba dan memarahi mereka berdua, dihadapan orang tua Mas Ardi Sartika sudah berjanji tidak akan mengganggu dia lagi.
Mas Ardi fikir semua sudah selesai, dan Sartika juga terlihat sudah baikan dan menerima itu. Siakpnya sudah baik, sudah tersenyum kembali, sudah ceria lagi dan Mas Ardi juga sudah tidak takut untuk menyapanya kembali. Itulah kenapa saat Sartika minta izin datang ke pernikahan mereka, Mas Ardi memberikan izin sebagai teman saja. Karena dia fikir hubungan mereka sudah menjadi teman yang baik karena Sartika menunjukan sikap itu.
Dia sungguh tidak tau jika Sartika membawa minuman keras dan meminumnya sampai mabuk seperti itu. Bapak pun marah tentang kejadian kemarin dan dari situ dia betul-betul minta maaf kepada bapak, Suli dan keluarga. Benar-benar menyesal akan kejadian kemarin, dia sungguh sedih kenapa Sartika melakukan hal bodoh seperti itu.
Mendengar semua penjelasan suaminya, Suli sedikit bingung dan tidak mengerti, setiap kata yang di ucapkan suaminya itu terdengar tulus seperti anak-anak yang sedang mengadu kepada ibunya akan tetapi hanya saat ada nama wanita itu di sebut, saat memandang wajah suaminya itu dia melihat ada pancaran yang sulit di jelaskan, seperti rasa sayang dan suka atau entah seeprti sesuatu yang sangat ia sesali jika wanita itu membuat kesalah, dan semakin Suli memandang wajah suaminya, Suli semakin yakin ada cinta di wajah itu tapi bukan untuk dirinya.
Bagaimana Mas Ardi bisa melakukan itu, berteman dengan mantan kekasih dan ingin memiliki hubungan baik dengan mantan kekasihnya hanya karena dia yatim piatu atau karena dia adalah anak yang baik.
" Kamu yakin dengan apa yang sudah kamu katakan kepada ku?" Tanya Suli geram.
"Tentu, tidak ada keraguan di dalamnya, semua dan tanpa ada yang ketinggalan, aku sudah ceritakan kepadamu, lantas apa yang membuat kamu tidak senang?" tanya Mas Ardi sedikit kesal karena melihat wajah istrinya yang menyiratkan ketidak senangan akan ceritanya.