7 Kisah di Balik Jendela

Ravistara
Chapter #3

A Prince for A Chubby

Maret di Fukuoka

Cinta itu hanya untuk gadis normal.

Siapa yang sepakat dengan pendapat ini? Tidak peduli kaya atau miskin, selama cantik dan memiliki bentuk tubuh rata-rata, maka seorang gadis di Jepang punya kesempatan untuk disukai anak lelaki. Sementara, seseorang dengan berat badan di atas rata-rata sepertiku ....

Lupakanlah tentang teori bahwa cinta sejati tidak memandang fisik. Nyatanya, tidak ada anak lelaki yang akan memandang gadis sepertiku. Itu fakta.

"Nishina-chan ... ohayo!"

Seseorang memutus renunganku. Dia adalah Noriko-chan, sepupuku, jenis gadis yang mampu membuat siapa pun jatuh hati kepadanya. Noriko adalah hakata bijin, kecantikan gadis Fukuoka yang tersohor di seluruh Jepang. Ah, aku juga gadis lokal yang berasal dari Fukuoka, tetapi aku sayangnya tidak termasuk dalam kategori ini. Noriko memang normal, akulah yang tidak.

"Berhentilah memandangi cermin seakan kau sedang berbicara dengan benda itu, Nishina-chan! Kau tahu? Itu menakutkan!" Noriko mencebik tak suka.

"Aku ... aku tidak melakukannya!" Aku segera berkilah. "Ayolah, kita bakal terlambat ke sekolah!"

"Hei, seharusnya itu kata-kataku!" Noriko memprotesku yang sedang memasang sepatu, lalu ia segera menyusulku yang mencuri start duluan ke luar pintu. Semoga Noriko tidak menyadari itu hanya taktik pengalihan dariku. Ya, aku memang senang memandang cermin. Tiada hari sanggup kulewati tanpa keberadaan benda itu. Jika kalian memiliki dismorfofobia sepertiku, kalian pasti akan mengerti.

"Ohayo!"

Seorang anak lelaki bersepeda menyapa kami-tepatnya Noriko. Sepupuku yang manis membalasnya dengan riang, sedangkan aku hanya bisa tersipu.

"Kenapa kau tidak pakai sepedamu ke sekolah, Noriko-chan?" Anak itu, Daisuke-kun, selalu menanyakan hal yang sama setiap kali menegur sapa.

"Kalau Nishina-chan tidak pakai sepeda, maka aku juga tidak!" jawab Noriko tanpa pikir panjang. Aku melirik gadis itu dengan perasaan tidak terdefinisikan. Noriko adalah kombinasi antara si cantik dan baik hati. Ia punya dua faktor yang tidak terkalahkan dibandingkan aku dari segi mana pun.

"Anda sunguh berhati mulia, ojousama."

Entah kenapa justru pipiku yang rasanya memerah mendengar cara Daisuke-kun memuji Noriko.

"Berhentilah mengodaku, Daisuke-kun bodoh! Dasar badung ...." Noriko-chan mendorong randoseru di punggung anak lelaki itu. Norikolah yang bodoh. Andai itu aku, aku pasti akan terbang ke luar angkasa mendengarnya.

Daisuke-kun hanya tertawa lepas dan berusaha menghindar dari aksi tangan Noriko. Sepupuku itu pun tidak berniat mengejar dan melepasnya begitu saja. Sebagai gantinya, ia mendengkus jengkel, yang anehnya, malah membuat wajahnya makin terlihat imut.

"Noriko, apa kau tidak paham juga?" kataku gusar dengan langkah kesal di sampingnya.

"Huh?" Gadis itu malah menoleh heran.

"Jika ada anak lelaki yang selalu mengganggumu, itu berarti dia menyukaimu!"

"Ya ampun .... Apa yang kaukatakan, Nishina-chan? Itu aneh!" Noriko mengernyit jijik.

Ya, aku harus mengatakannya! Aku sudah tidak tahan lagi dengan kebodohan Noriko! Apa sepupuku ini tidak sadar betapa beruntung dirinya? Atau ia hanya berpura-pura polos saja? Daisuke-kun, tetangga kami, dia adalah ketua klub kendo di sekolah dan termasuk jajaran atlet nasional. Prestasi akademiknya juga membanggakan. Selama ini, akulah yang diam-diam naksir anak lelaki itu, tetapi Norikolah yang berhasil merebut hati sang pangeran! Tentu saja, Noriko-chan punya segalanya. Apa gadis itu sama sekali tidak menyadarinya? Bagaimana aku tidak kesal?

Aku memandang punggung sesosok gadis yang kini sedang berpura-pura berjalan di depan karena kesal akibat perkataanku. Oh, lama-lama aku bisa mati oleh rasa iri dan cemburu!

Apalagi ketika Noriko lantas berbalik dan bertanya.

"Oh, ya, Nishina-chan! Apa kau sudah punya rencana untuk melihat sakura mekar sebelum tahun ajaran baru nanti?"

Noriko ... kau bercanda. Tidak pernah ada yang memberiku cokelat saat white day, apalagi mengajakku hanami! Aku takkan pernah lupa bahwa Daisuke-kun tidak pernah membalas cokelatku bulan kemarin.

Kalian tahu bagaimana rasanya mengendap diam-diam untuk memasukkan cokelat terbaik buatan kalian ke dalam loker seorang anak lelaki yang kalian suka, lalu ia berpura-pura benda itu tidak ada di sana?

Lihat selengkapnya