Benturan Kedua senjata pedang milik Akara dan Dirga pun terjadi, membuat Boma dan Indraga terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Akara kepada Dirga adiknya.
BWUSS ... TRANG... TING ...
Pedang milik Akara pun patah oleh Pedang Naga bumi milik Dirga lalu Akara mencoba mendorong Dirga untuk jatuh ke tanah, akan tetapi Dirga pun tidak mau mengalah dari Kakaknya Akara dan mencoba melawan balik dengan posisi melawan.
"Kau selalu unggul dibandingkanku Akara, Namun aku tidak akan mengalah lagi darimu," ucap Dirga kepada Kakaknya.
"Dirga karenamulah aku kehilangan Ibuku!" marah Akara.
"Ap.. aaa maksudmu Akara?" sahut Dirga bertanya-tanya.
"Karenamulah juga Ayah pilih kasih memberikan baju besi putih perangnya ke kamu dan sekarang kau mendapatkan senjata yang diinginkan oleh semua orang Pedang Naga Bumi," ucap Akara.
Akara pun tidak tidak segan-segan untuk serius menghabisi Dirga dan berubah wujud ke hewan buas untuk mencakar Dirga dengan cakar tajamnya, Dirga pun juga segera berubah wujud namun belum sempurna mencoba menahan serangan Akara kakaknya.
Boma yang mengetahui kisah kedua bersaudara itu datang untuk melerai mereka dengan perubahan wujud hewan buas membuat Boma menjadi manusia harimau yang berotot besar dan menghentikan serangan keduanya yang bertarung dengan cara melerai mendorong keduanya hingga membuat kedua bersaudara itu menjaga jarak atas apa yang diperbuat oleh Boma.
"Hentikan kalian berdua! kalian bukan anak kecil lagi yang iri karena mainan yang kalian dapat, Kalian sekarang berada di wilayah Hutan Kerajaan Buasa!" seru Boma terdengar keras.
Elangit yang melihatnya juga baru saja mengetahui apa yang terjadi diantara kedua bersaudara itu hanya bisa menghela nafasnya syukurlah tidak ada pertumpahan darah di antara keduanya.
"Boma sebaiknya kita semua kembali ke Kerajaan Buasa," ucap Elangit kepada Boma.
"Kau benar Elangit sebaiknya kita cepat kembali ke Kerajaan Buasa," jawab Boma.
"Dirga naiklah ke kudaku," tawar Indraga.
"Terimakasih Tuan Elangit," jawab Dirga sambil naik kuda milik Elangit.
Boma, Indraga, Akara dan Dirga pun kembali ke kerajaan bersama prajurit yang mengikuti mereka disusul oleh para Gardapati dan prajurit Kerajaan Buasa lainnya mereka kembali setelah menerima pesan untuk kembali ke Kerajaan Buasa.
Setibanya disana Ketujuh Gardapati pun pulang kesana, dan menceritakan kejadian yang mereka alami masing-masing ke Raja Trisura Saka yang didampingi oleh Putrinya Rara Saka cukup terkejut mendengarnya.
Boma pun menceritakan bahwa Dirga telah mendapatkan satu diantara dua Pedang Naga Bumi yang ada di buku gambar pengetahuan, Raja yang mendengarnya pun kaget karena tidak menyangka bahwa pedang yang sangat langka itu muncul setelah bertahun-tahun lamanya dan itu adalah salah satu dari kedua senjata pedang naga bumi yang diciptakan oleh gurunya yang bernama Antara.
"Dulu bertahun-tahun yang lalu terdapat dua pedang naga bumi yang dapat menghalau serangan sihir dan menandingin ilmu sihir jika keduanya digunakan bersamaan sihir jahat pasti akan kalah namun tidak ada satupun yang dapat menggunakannya dan kini salah satu pedang naga bumi itu telah berada di tengah-tengah Kerajaan Buasa dan itu adalah buatan guruku yang kurindukan hahaha..." jelas Raja Trisura Saka yang membanggakan senjata buatan gurunya itu.
"Dirga kau mendapatkan senjata yang tidak dapat dimiliki oleh orang biasa, kau merupakan pemuda tangguh pilihan Dewa Bumi yang bisa memegang salah satu Pedang Naga Bumi," jelas Raja Trisura Saka.