Di sebuah Kolam Es di wilayah Kerajaan Damaka terlihat Jendral Abisadria dengan Kuda Hitam Gagahnya menunggu Akara yang sedang berada di kedalaman Kolam Es dimana senjata Pedang Naga Bumi Biru Membeku berada disana, Akara yang telah diberikan kekuatan sihir oleh Jendral Abisadria akhirnya berhasil membangkitkan kekuatan jiwa hewan buasnya yang tertidur dengan metode sihir kelima elemen milik Jendral Abisadria itu Akara berhasil mendapatkan kekuatan Jiwa Hewan buas hingga dia akhirnya berenang dan menyelam untuk mendapatkan Pedang Naga Bumi Biru Membeku, beberapa menit kemudian terlihat Akara keluar dari Kolam Es dengan mengengam senjata Pedang Naga Bumi Biru Membeku.
"Kau sudah mendapatkannya Akara?" tanya Jendral Abisadria.
"Seperti yang kau lihat Jendral inilah Pedang Naga Bumi Biru Membeku, aku bisa merasakannya Kekuatan Pedang Naga Bumi Biru Membeku Jendral, " ucap Akara.
"Selamat Akara sekarang kau adalah orang yang akan menjadi andalanku menaklukan Kerajaan Buasa," ucap Jendral Abisadria.
"Aku akan pergi ke Kerajaan Buasa untuk bertarung dengan Dirga dan membuktikan bahwa tidak hanya dia yang memiliki Pedang Naga Bumi," ucap Akara.
"Pergilah Akara dan akan kulihat kemenanganmu besok di Kerajaan Buasa," ucap Jendral Abisadria.
"Baik Jendral," jawab Akara sambil tersenyum memegang Pedang Naga Bumi milikknya.
Akara meninggalkan Jendral Abisadria dengan menggunakan kekuatan barunya Akara terbang menggunakan Pedang Naga Bumi yang bisa menciptakan jalan Es Akara meluncur seperti mengendarai sebuah kereta luncur es dengan pedangnya, tujuannya hanya satu mencari adiknya Dirga dan membalaskan dendam kekalahannya tempo hari.
Di Sebuah Penjara bawah tanah terlihat Dirga yang sedang dikurung di penjara dimana disana juga ada Raja Perampok Simbaba yang sedang terikat rantai yang sangat berat di tangan dan kakinya, hanya Dirga yang berani berada di dekatnya, Dirga tampak murung setelah mengetahui kenyataan dari Raja Perampok akan kebenaran mengenai ayahnya Nossa, sementara Boma datang untuk membebaskannya, dan melihat keadaan Dirga dan mencoba melepaskannya dari dalam Penjara.
"Prajurit buka pintu penjara ini, aku akan membebaskan Dirga atas perintah Jendral Lakumba," ucap Boma.
"Baik Gardapati Utama hamba kan membukakan pintunya," jawab Prajurit penjaga.
Boma masuk dan melihat kedua orang yang sangat dikenalnya disatu sisi Simbaba dimasa mudanya adalah teman yang sama-sama belajar teknik bertarung bersama Boma sedari dulu, sedangkan di sisi sebelahnya adalah Dirga yang merupakan anak yang bermasalah dan sering menimbulkan kekacauan di bidang keprajuritan dibawah pelatihan Boma.
"Dirga kau sudah bebas sekarang ayo keluar bersamaku, Jendral Lakumba ingin bertemu denganmu," ucap Boma.
"Kenapa Paman Boma tidak pernah menceritakan tentang masalah ayahku kepadaku jawab paman?" tanya Dirga.
Dirga segera berdiri menatap Boma dengan penuh tanda tanya, sementara Boma tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh Dirga.
"Raja Perampok Simbaba sudah menceritakannya kepadaku Paman Boma, Dulu kau dan ayahku mencintai wanita yang sama yaitu ibuku, dan aku juga baru tau kalau kau pernah menikah dengan ibuku apa maksud semua ini Paman? Tolong jelaskan kepadaku?" tanya Dirga.
"Dirga apa kau yakin ingin mengetahui semua ini, akan sangat panjang kalau diceritakan, yang kau dengar dari Simbaba hanyalah sebagian dari kenyataanya saja," ucap Boma.
"Diam kau Boma! Anak muda itu sudah tau kalau kau merebut ibunya dari ayahnya dan mengusirnya dari Kerajaan Buasa!" marah Simbaba.
"Raja Perampok aku sedang bertanya kepada Paman Boma, Paman Boma tolong ceritakan mengenai Ibu dan ayahku?" ucap Dirga.
"Baiklah Dirga akan kuceritakan Dulu Ibumu adalah wanita yang sangat cantik, semua petarung di Kerajaan Buasa menyukainya termasuk aku dan ayahmu kami bersaing untuk mendapatkan perhatiannya disaat itu,hingga suatu hari Ibumu memilih untuk menikah denganku, namun pernikahan kami tidaklah lama Ibumu akhirnya memutuskan untuk berpisah denganku dan memilih ayahmu sebagai suaminya, disaat itulah aku sudah memutuskan tidak akan memafkan ayahmu, aku akhirnya menikah lagi dengan perempuan dari rakyat biasa namanya Lara namun dia terbunuh karena menolongku di peperangan dan sejak saat itu aku tidak pernah bertemu dengn ayahmu lagi walau kami berselisih namun kami masih tetap teman sampai kapanpun, begitulah kisahnya Dirga dan itu adalah cerita yang sesungguhnya," jelas Boma.
"Terus kenapa Kakakku Akara tidak memafkan aku sampai sekarang Paman Boma? padahal aku sudah meminta maaf atas kesalahanku apakah karena ayahku mewariskan baju besi putih perang serigala kepadaku dia menjadi sangat marah? " tanya Dirga.
"Akara pernah bercerita kepadaku dia cemburu kepadamu karena Ayahmu lebih memilih kamu yang mewarisi baju besi putih Perang Serigala itu dibandingkan dia, namun yang membuatnya membencimu karena dia telah kehilangan Ibu kalian karena sakitnya demi mengejar cita-citanya menjadi prajurit Kerajaan Buasa Akara sangat ingin hidup mapan dan mengobati ibumu itu dia terluka dan sakit setelah melahirkanmu Dirga mungkin Akara berpikir luka penyakitnya itulah yang disebabkan olehmu bertahun-tahun," jelas Boma lagi.
Betapa terkejutnya Dirga mendengar cerita itu dari Boma ternyata seperti itulah cerita yang sesungguhnya pantas saja kakaknya Akara tidak selalu memusuhinya sedari kecil bahkan ketika Dirga tau bahwa yang menyerang Putri Rara Saka dan juga Raja Trisura Saka yang saat itu sedang berkuda dimana Kakaknya sebenarnya yang menggiring para kawanan serigala itu untuk membunuh Dirga akan tetapi kebetulan Putri dan Raja yang sedang lewat menjadi sasaran lain serigala itu untungnya Dirga menggunakan Obor Api dan mengusir kawanan serigala itu.