Malam hari pun tiba dengan cuaca yang sangat dingin semua Prajurit Kerajaan Damaka dan Juga Kerajaan Buasa yang lelah berperang kembali beristirahat dengan membangun tenda seadanya bagi prajurit kerajaan damaka setelah mengobati luka-luka mereka dengan ramuan penyembuh mereka tidur pulas untuk memulai peperangan besok harinya.
Di dalam Kerajaan Putri Rara Saka mengkhawatirkan nasib ayahnya yang setiap jam meringis kesakitan dengan tubuh berubah menjadi hitam secara bertahap akibat kutukan Nenek Mirvana beberapa waktu sebelumnya, kehebatan kutukan sihir nenek mirvana dari Kerajaan Damaka telah membuat ayahnya Raja Trisura saka menderita akibat sakit yang dideritanya dengan tubuh lumpuh dan juga bagian tubuh mulai menghitam, Putri Rara Saka sudah mencoba kemampuan penyembuhannya namun hanya sedikit dapat mengurangi penderitaaan ayahnya Raja Trisura Saka.
Satu persatu prajurit kerajaan buasa saling bergantian menjaga walaupun di luar beberapa gerbang kerajaan buasa sudah hancur akibat pertempuran dengan para prajurit kerajaan damaka meskipun begitu prajurit kerajaan buasa tidak pernah lelah menjaga kerajaan dan juga rajanya.
Terdengar langkah lari yang sangat cepat lalu muncul sebuah bayangan hitam diam-diam perlahan menyelinap memasuki kerajaan buasa tampaknya dia sangat mengenal keaadaan sekitar kerajaan buasa dengan cepatnya dia lari dan menyelinap tanpa diketahui oleh prajurit kerajaan buasa yang berjaga mungkin karena kelelahan akibat pertempuran seharian yang menyebabkan mereka tertidur dan memejamkan matanya sejenak untuk beristirahat.
Dia adalah Sambaba yang datang membebaskan adiknya Simbaba Si Raja Rampok Hutan dengan perwujudan hewan buas singa yang sudah terluka karena Dirga beberapa waktu yang lalu, Sambaba datang dengan menghancurkan rantai yang mengikat ditubuh adiknya itu dengan mudah dengan rambut panjang seperti singa bermbut putih Sambaba tersenyum melihat Simbaba yang terbangun dari tidurnya di Penjara yang gelap itu.
KRING ... KRIK ... TRAK ...
"Kau sudah bangun Simbaba?" tanya seorang suara yang sangat dikenalnya.
"Suara itu Sambaba Kakak kaukah itu? kau datang jauh-jauh untuk membebaskanku," ucapnya dengan tubuh terlihat lemah sambil membuka matanya.
"Aku sudah disini adikku Simbaba dengan kekuatan kita berdua akan mudah untuk menyingkirkan Trisura Saka yang sedang sekarat itu makanlah obat pemulih tenaga ini," ucap Sambaba sambil tersenyum membantu adiknya.
"Sekarat, Raja sekuat Trisura Saka itu bisa sekarat apa yang terjadi denganSinga tua itu?" tanya Simbaba sambil menelan obat penambah tenaga.
"Wajar saja kau tidak mengetahuinya Kerajaan Damaka telah menyerang Kerajaan Buasa akibat seorang ulah Gardapati muda bernama Dirga yang membunuh anaknya Muvana Vutra, Raja Damaka itu kini ingin membalas dendam atas kematian anak dan juga ibunya Mirvana namun sebelum nenek tua itu mati dia mengutuk Raja Trisura Saka menjadi lumpuh dan seluruh tubuhnya mulai menghitam satu persatu," jelas Sambaba.
"Pemuda bernama Dirga itu juga yang mengalahkanku atas perintah dari Trisura Saka," kata Simbaba.
" aku tidak terima dia seperti itu bagaimanapun juga Raja Trisura Saka dan pemuda yang bernama Dirga harus kita sendiri yang menghabisinya" jelas Sambaba.
"Iya Kakak benar kita harus membalas pemuda itu dan juga Trisura Saka aku dendam padahal kita masih kerabatnya sendiri terusir dari kerajaan Buasa hingga menjadi Raja perampok di hutan bertahun-tahun ini semua karena guru kita membelanya menjadikan Trisura Saka menjadi Raja, " ucap Simbaba mengenang kejadian beberpa puluh tahun silam.