7GK

Hargo Trapsilo
Chapter #21

Misteri Gunung Suara #21

Gunung Suara merupakan wilayah perbatasan Kerajaan Buasa dengan dunia luar di wilayah tanah MayaVada disana hidup seorang pengrajin senjata pusaka yang dianggap legenda menciptakan Pedang Naga Bumi dia bernama Antara yaitu Kakek Dirga yang terkenal menjadi guru para Gardapati dan Prajurit Kerajaan Buasa dimasa lalu termasuk Raja Trisura Saka adalah muridnya dimasa itu.

Terlihat sebuah gua suara yang terletak di gunung suara dan ada beberapa rumah para penebang hutan di sekitar gunung yang jarang dihuni karena banyaknya populasi serigala yang kelaparan hanya beberapa orang saja yang tinggal di gunung suara.

Dari kejauhan terdengar lolongan para kawanan serigala gunung yang berwarna hitam dan putih Nossa datang bersama Dirga dengan cepat Nossa telah berada di sekitar kaki gunung Suara dengan menggunakan kecepatan berlarinya yang seperti melayang di antara rerumputan tinggi.

Dengan nafas yang masih terengah-engah keduanya beristirahat sambil berjalan pelan karena setelah sampai di mulut gua suara itu mereka melihat banyak kawanan serigala yang sangat kelaparan.

"Ayah apakah benar kakek ada diantara kawanan serigala itu tapi aku tidak mengetahui yang mana yang merupakan Kakekku?" tanya Dirga kepada ayahnya.

"Kita tidak punya waktu banyak Dirga kau harus segera membebaskan kutukan kakekmu sebelum Abisadria menyerang Kerajaan Buasa," ucap Nossa.

"Aku akan mencobanya ayah walau aku juga belum paham kenapa kakek memilihku," jawab Dirga sambil memperhatikan kawanan serigala yang berjumlah seratus ekor itu, Dirga mendekati kawanan serigala itu dan mengajak berbicara tampak ayahnya Nossa sedang melihat tingkah laku Dirga.

"Kakek ini aku Dirga cucumu aku datang kemari bersama ayah untuk membebaskan kutukan yang disebabkan oleh Mirvana mantan Ratu Kerajaan Damaka," ucap Dirga.

Seekor serigala yang terlihat tua dan berjalan dengan lambat itu menghampiri Dirga lalu berbicara kepadanya.

"Kakek sudah terlalu lama menunggumu cucuku Dirga bebaskanlah kutukan jahat ini sudah lama aku dijauhi kawanku di wilayah gunung suara ini karena wujud serigala ku ini hanya para kawanan serigala inilah temanku di gunung suara," jelas Kakek Dirga kepadanya.

"Apa yang harus kulakukan Kek?" tanya Dirga.

"Dirga pertama kali kau harus berubah ke wujud hewan buas berubahlah secara sempurna tanpa ada kegagalan, Lalu gunakan seluruh kekuatan sampai batasnya bayangkan hingga kau mencapai kekuatan jiwa inti hewan bentuklah sebuah cahaya dari kedua tanganmu seperti sihir kemudian yang kedua perlahan kau kembali normal sebagai manusia tanpa berubah wujud Dirga kemudian bayangkan seluruh kekuatan yang tadi untuk kau rasakan, maka akan muncul kekuatan inti sejati hewan buas dalam wujud cahaya secara sempurna lalu kumpulkan semua cahaya itu di kedua tanganmu di dunia ini hanya kakek dan juga jendral besar lakumba yang sudah ditahap itu sementara yang lain kekuatan inti jiwa hewan buas mereka baru mencapai tahap pengendalian saja jika kamu bisa mengendalikannya dan mengeluarkan cahaya itu kamu akan mendapatkan kekuatan cahaya jiwa inti hewan buas sejati kekuatan itulah yang akan menghilangkan kutukan sihir ini," Jelas Antara Kakek Dirga.

"Apakah aku mampu kek? kenapa kita tidak meminta bantuan Jendral Besar Lakumba saja?" tanya Dirga.

"Lakumba sudah menghabiskan semua tenaganya akan sangat berbahaya jika dia yang sudah tua itu menolong kakekmu ini Dirga hanya kamu yang bisa karena kamu sudah terbiasa menggunakan baju besi putih perang serigala buatanku dalam berperang aku yakin kamu adalah keturunanku yang mampu mencapai tahap jiwa inti hewan buas sejati itu dimana ayah dan kakakmu saja belum mampu ketahapan itu cucuku," kata kakeknya lagi.

Dirga mengangguk dan mencoba memahami permintaan kakeknya Dirga menggunakan baju besi putih perang serigala pelindung tubuhnya dengan berubah ketahap serigala sempurna ini adalah perubahan wujud yang sempurna yang belum pernah Dirga perlihatkan kepada Kakaknya Akara dan juga kepada semua orang, Kakek Dirga terenyum dalam sekejap Dirga mampu memahami permintaan Kakeknya Nossa pun bangga dengan pencapaian anaknya itu Dirga memang cocok mewarisi baju besi putih perang serigala miliknya dulu.

"Bagus Dirga sekarang maksimalkan kekuatanmu itu keluarkan cahayanya," perintah Kakeknya.

"Baik Kek," sahut Dirga mencoba memancarkan kekuatan inti hewan buasnya dengan perlahan cahaya mulai keluar dari jari jemari tangannya Dirga.

Tiba-tiba sosok pria paruh baya pengguna tombak sakti datang mendekati mereka dia bernama Waku dia adalah Rival dari ayahnya Dirga yaitu Nossa.

"Waku kau datang mengagetkan saja," ucap Nossa kaget.

"Sudah lama sekali Nossa kita tidak bertemu," sapa Waku.

Pria paruh Baya berambut hijau itu datang dan disambut lolongan kawanan serigala yang terusik dengan kedatangannya.

GRRR ... GRRR ...

"Tampaknya aku benar-benar menganggu kalian sekarang, sekali lagi aku minta maaf," ucapnya kembali.

"Anak gunung kau menganggu kami saja? apakah kau kesepian setelah hampir tiga tahun ditinggal anakmu menjadi prajurit? Kenapa tidak bermain-main dengan kawanan burung besar gunung suara saja kau disini hanya menganggu kami?" tanya Kakek Dirga dengan ketus.

"Hah serigala tua yang berbicara siapa kau?" tanya Waku.

"Dasar Bodoh aku adalah Antara teman ayahmu dulu!" marah serigala tua itu.

Lihat selengkapnya