7GK2 (4 Gardapati Kegelapan)

Hargo Trapsilo
Chapter #2

Menuju Desa terdekat

Panca mencoba mengatasi kesedihannya dengan pergi dari Gunung Suara yang telah membesarkannya selama hampir enam belas tahun lebih semenjak kakeknya Waku mati karena dibunuh oleh ayahnya Garda sang Gardapati Utama Kerajaan Buasa saat ini dia terus meninggalkan gunung suara yang telah membesarkannya tidak terasa dia sudah berada ditengah jalan menuju Kerajaan Buasa dan Jalan menuju Hutan wilayah Kerajaan Buasa namun dendamnya kepada ayahnya membuat dia tidak jadi mengarah ke hutan dimana kampung ular berada jauh di didalamnya Panca terus berpikir keras dan memutuskan menuju ke Kerajaan Buasa untuk membalaskan dendam kakeknya segera, Namun untuk menuju Kerajaan Buasa itu dia harus pergi ke desa terdekat untuk sampai disana sepanjang jalan Panca kelaparan dan berpikir untuk mencari buah di hutan mengisi perutnya yang sudah lapar namun sangat sulit baginya karena buah dihutan sangat asing baginya, tanpa sadar ada anak serigala yang sudah mengamatinya dari jauh.

Ketika sudah mendapatkan buah yang biasa Panca makan dia menemukan beberapa apel dan juga pisang untuk menemani perjalanannya tidak lupa Panca membawa tas dimana disana tersimpan beberapa pakaian dan juga senjata yang kakeknya berikan kepada Panca sebelum dia mati, Sepanjang jalan Panca akhirnya bertemu dengan serigala kecil yang melihatnya sedari tadi dengan sangat tajam, Panca pun menyapanya.

"Ada serigala kecil disini apakah kau berasal dari Goa serigala Gunung Suara kenapa kau berada jauh ditengah jalan seperti ini?" tanya Panca kepada Serigala kecil itu.

Serigala kecil itu hanya terus melihatnya saja seakan mengerti apa yang diucapkan oleh Panca.

"Ah iya aku lupa kau tidak mengerti bahasa manusia ya?" ucap Panca lagi.

Serigala itu pun pergi meninggalkan Panca namun dia tetap mengawasi Panca dibalik semak-semak itu.

"Ah anak serigala itu sudah pergi ya padahal akan seru kalau mengajaknya berjalan bersamaku biar aku ada temannya," pikir Panca.

Tiba-tiba terdengar suara kereta yang ditarik oleh kuda dimana disana ada tiga orang yang ada di atas kereta itu mereka tampak sedang berbicara dan mengobrol mengenai pertunjukkan yang akan ditampilkan di Kerajaan Buasa mereka adalah penghibur jalanan dengan sihir mereka telah keliling berbagai desa untuk menghibur kini tujuan mereka adalah ke kerajaan buasa rombongan mereka dipimpin oleh orang yang bernama Bos dengan kedua anak buahnya, Panca tertarik kemudian berjalan mendekati mereka.

"Bos kita hanya tiga orang saja masa mau menampilkan pertunjukkan sihir angin yang ada mereka akan menangkap kita saja nanti," ucap seorang pemuda berambut diikat yang terdengar sangat cerewet.

"Diam kau pemuda bodoh ini satu-satunya cara kita mencari uang dimasa yang sulit seperti ini pikirkan teman wanitamu itu," ucap Bos sambil menunjuk perempuan yang bernama Anna.

"Kenapa kau menunjukku Bos, Aku bukan pacarnya kan lagian mimpiku ingin tinggal di wilayah Kerajaan yang damai makmur aku juga pingin jadi orang kaya tidak seperti pemuda dungu yang hanya memikirkan sihir terbangnya yang tidak bagus itu," ucap Anna ketus.

"Kalian berdua ini bagaimana haruskah kita kembali dan membatalkan semua ini kita adalah orang buangan yang hanya menguasai sihir kecil aku bos kalian terkenal kuat oleh sihir tubuh besiku ini sekeras besi yang mampu mengalahkan orang dan teman lelakimu itu mampu menggunakan teknik pedang pendek yang mampu menerbangkan kita terbang jika kita dalam kondisi yang sangat berbahaya, dan kamu Anna dengan sihirmu kamu mampu menyembuhkan kita jika kita terluka," jelas Bos lagi.

"Sudahlah Bos mending kamu nikahkan saja dia dengan bangsawan dengan begitu dia akan jadi cepat kaya raya dan kita bisa hidup dengan enak bukan," ucap pemuda itu lagi.

"Apa seenaknya saja memutuskan, Aku akan menikahi pemuda kaya bukan pemuda miskin sepertimu?" ledek Anna.

Panca yang tertarik dengan mereka bertiga lalu menghampirinya dan menyapa mereka bertiga diikuti anak serigala yang terus mengamati tindak tanduk Panca yang berlari menghampiri mereka dibalik semak-semak itu rupanya anak serigala itu juga tertarik mengikuti Panca.

"Halo Kakak-kakak dan juga pak tua," salam Panca.

"Siapa kamu nak? tanya Bos.

"Salam kenal namaku Panca aku berasal dari Gunung Suara," sahut Panca,

"Pemuda ini berambut hijau dan bermata ular?"pikir Bos.

"Kenapa ada anak muda yang nyasar ditengah jalan seperti ini?" tanya Anna.

"Aku sedang menuju ke Kerajaan Buasa," ucap Panca lagi.

"Hei adik kecil kamu masih muda yang ada kamu akan ditendang ketika mau masuk sana Kerajaan Buasa bukan untuk orang kecil dan lemah sepertimu," ledeknya pemuda yang rambutnya diikat itu.

"Kau siapa kau namaku Panca aku berumur Enam belas tahun," jelas Panca.

"Apa kau Enam Belas tahun ternyata kita seumuran namaku Damian," jawabnya.

"Ternyata kamu Damian, Apakah aku boleh menumpang dengan kalian menuju desa terdekat.

"Hei nak kami ini adalah penghibur jalanan tujuan kami dari desa ke desa untuk menghibur orang dengan sihir kami, maaf saja kami tidak bisa membawamu," jelas Bos.

"Kau siapa pak tua?" tanya Panca.

"Perkenalkan namaku Bos dan aku bukan Pak tua aku berusia tiga puluh tahun pimpinan mereka berdua yang wanita itu bernama Anna dan lelaki itu Damian kau sudah tau bukan kalian bertiga seumuran," ucap Bos.

"Sudahlah Bos dia tidak akan mengerti pakaiannya saja lusuh seperti itu dia hanya anak gembel sama seperti kita kenapa harus repot-repot mengajaknya, Hei Pemuda kecil akan kutunjukkan kemampuan sihirku kepadamu, Apakah kamu pernah terbang?" tanya Damian.

"Terbang? aku belum pernah," jawab Panca polos.

"Kalau begitu terbanglah sekarang!" teriak Damian mengucap mantra sihir dan menerbangkan Panca ke atas.

UWAAAAA!!!

"Bagaimana aku terbangseperti ini," ucap Panca terdengar bahagia bisa terbang.

"Tampaknya dia membawa tas aku rasa ada bekal ditas anak itu hei Anna bawa tas itu dan bos kita harus tinggalkan anak itu sebentar lagi efek dari sihirku akan habis cepat kita pergi dari sini," ucap Damian.

Bos dan Anna menurut saja dengan yang diucapkan oleh Damian mereka kembali melanjutkan perjalanan dan membiarkan Panca terbang diatas sana.

"Hei mau kemana kalian?" ucap Panca dari atas.

Panca pun turun dan mengejar mereka bertiga dengan cepatnya betapa terkejutnya, Damian Anna dan Bos mereka tidak menyangka dapat disusul oleh Panca.

"Dia lari dan mengejar kereta kuda, Anak macam apa dia?" ucap Damian terkejut sekaligus kagum.

Lihat selengkapnya